Selasa, 04 Desember 2012

”Outliers: Amplifying the Wonders”

Gol A Gong (Penulis, Pendiri Rumah Dunia)
Jumat, 16 November 2012/ 08.15—10.00

Ketika kita sukses maka sejatinya kesuksesan itu bukanlah dari diri kita sendiri
                     
Semua kehidupan anak bermula dari rumah, ibu adalah perpustakaan pertama. Kebaikan itu sudah sepantasnya dilakukan secara berjamaah dan dibagi kepada semua orang tanpa  terkecuali.  Jangan sampai kita sedikitpun menyisakan ilmu untuk dibagikan kepada orang lain. marilah berbagi dengan sebanyak-banyaknya apa pun yang kita punya untuk orang lain. Mulailah dari hal kecil. Semua kehidupan Gol A Gong normal saja saat dilahirkan pada tahun 1965. Namun semua berubah saat Oktober 1974. Ia harus merelakan satu tangannya, ia kehilangan tangan kirinya karena terjatuh dari pohon. Dulu saat ia dirawat di RSCM, setelah makan siang ayahnya selalu membawanya ke Pasar Senen untuk memperkenalkannya pada komik dan novel. Ayahnya mengatakan “Ini buku, bacalah! Maka kamu akan lupa bahwa kamu cacat”.

“Cracking Zone”

Ir. Hasnul Suhaimi (Direktur PT. XL Axiata)
Kamis, 15 November 2012/ 10.00—12.00

Leaders are people who knows the way, goes the way and shows the way

Semakin hari kita hidup semakin banyak perubahan, semakin ke depan masyarakat semakin maju. Pemimpin bukanlah orang yang diciptakan Allah langsung sebagai pemimpin, tetapi pemimpin adalah orang yang membangun dan memperkaya dirinya.  Dalam dunia bisnis selalu dipertentangkan antara kebutuhan masyarakat dengan kebutuhan perusahaan atau juga jika kita memiliki karyawan maka akan terjadi dikotomi bisnis berupa manajemen tugas dengan tugas seseorang. Jika kita bukan pemimpin yang baik maka biasanya kedua hal tersebut tidak akan tercapai secara bersamaan. Manusia selalu bertentangan dalam pencapaian. Ketika satu aspek terpenuhi biasanya ada aspek lain yang ternyata tidak terpenuhi. Oleh karena itulah manajemen karyawan yang kreatif serta memiliki etos kerja profesional tidak akan mengalami kesulitan dalam menghadapi dikotomi kepentingan kedua hal di atas.
Perusahaan selalu dimulai dengan visi, ketika kita bekerja kita selalu memulai dari A—Z. Anda sebagai pimpinan harus memulai sesuatu dengan visi. Visi dalam agama adalah ketika kita berpikir akan sesuatu yang kita  punya dan dapat dipertanggungjawabkan kepada llah. Bedanya degan visi kehidupan, visi ebuah perusahaan cenderung lebih pendek, hanya 3—5 tahun. Di XL kami memiliki visi yang tinggi, kalau ada skala visi 0—100 maka kami menginginkan visi kami di angka 125. Oleh karena itulah visi kami selama tiga tahun pertama menjadi perusahaan nomor dua di Indonesia. Mengapa harus menjadi nomor dua? Karena untuk mencapai nomor dua maka harus mencapai lebih dari 20% pangsa pasar agar tidak goyang dan mati. Belajar dari Unilever, jika kita memiliki kompetitor yang memiliki pangsa pasar di atas 50% maka tidak perlu dilawan, tetapi tumbangkanlah kompetitor lain yang pangsa pasarnya di bawah 5%. Dalam realisasinya, dengan kualitas nomor satu XL mampu menjadi perusahaan nomor dua dalam waktu tiga tahun. Inilah cita-cita dan keingingan, tercapai atau tidak semua tergantung dari upaya.

Senin, 03 Desember 2012

Belajar dari Ibunda Yoyoh Yusroh

Ustadzah Zainab                         
Sabtu, 24 November  2012/ Pukul 10.00—12.00


 Kamu adalah umat terbaik yang diciptakan Allah di muka bumi (QS. Al Imron: 110)
Ayat di atas bukan tanpa alasan difirmankan oleh Allah, ayat di atas merupakan sebuah motivasi bagi kita untuk dapat melakukan yang terbaik dan menjadi yang terbaik pula dalam segala aktivitas. Keniscayaan menjadi umat terbaik adalah mutlak bagi kaum muslimin karena Allah sendirilah yang mengatakannya. Umat yang terbaik yang dimaksud di sini adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang maupun lingkungan di sekitarnya. Selain bermanfaatpun, kita juga harus mampu menjadi muslim yang kuat karena muslim yang kuliah lebih dicintai Allah dibandingkan muslim yang lemah. Kita sebagai muslimah, mungkin bisa belajar dari ibunda Yoyoh Yusroh. Karakteristik istimewa ibunda Yoyoh Yusroh yang patut diteladani antara lain memiliki fisik yang kuat, kesabaran tanpa batas, selalu aktif bergerak dan berkarya, kulaitas ruhiyah yang tinggi, selalu berusaha menyayangi dan peduli.
Fisik yang kuat, kekuatan fisik yang dimiliki Ibunda Yoyoh selama beraktivitas dapat dilihat dan dirasakan karena kedekatannya kepada Allah. Beliau bisa kuat secara fisik karena beliau selalu meminta pertolongan Allah untuk selalu dikuatkan, lebih dari itu ia meyakini bahwa kekuatan itu datangnya dari Allah. Selalu bersedia berjuang baik dalam keadaan berat maupun ringan, suka ataupun tidak suka. Senantiasa berhusnudzan dan selalu disertai upaya untuk menjaga kesehatan dengan mempercayai apa yang direkomendasikan Al Quran dan Sunnah, misalnya dengan mengonsumsi tiga makanan sehat, yaitu madu, jintan hitam, dan

Puisi

Nila Rahma                          
Kamis, 1 November 2012/ Pukul 20.00—22.00

 Puisi dibangun dengan jiwa dan itu terasa dalam setiap kata yang ada dalam puisinya
Pada diskusi sastra kali ini, kak Nila Rahma mengajak kami untuk menonton video deklamasi puisi oleh WS. Rendra dengan puisinya yang berjudul “Sajak sebatang Lisong”.  Puisi ini bertemakan kondisi sosial pendidikan yang terjadi di negeri ini pada masa itu.  Melalui puisinya itu, WS. Rendra berusaha untuk menyindir dan mengkritik keadaan sosial.
WS. Rendra yang memiliki nama asli Willi Brodus Surendra Broto merupakan adik kandung dari Ardi Kurdi, pemeran Abah dalam serial Keluarga Cemara. WS. Rendra merupakan seorang pemuisi dan penyair, lebih dari itu ia juga merupakan seorang dramawan. Ia memiliki bengkel teater yang menjadi tonggak penggiat drama pada masa itu. Dalam proses kreatifnya, Rendra membuat puisi pada masa trance. Ia telah menghasilkan begitu banyak karya dan menjadi salah satu pujangga yang cukup diperhitungkan dalam khazanah sastra Indonesia. Kritik yang dituangkan dalam puisinya dibuat bukan sekadar kritik belaka. Ia membuat sebuah riset tertentu sebelum pada akhirnya menghasilkan puisi sehingga karyanya bukanlah karya spekulatif.

Syumuliatul Islam

Ust. Musholli (Direktur PPSDMS Nurul Fikri)
Jumat, 16 November 2012/ 05.00—07.00

Tragedi utama bagi kaum muslimin saat ini adalah
 krisis pemikiran yang terkadang melebihi kesadaran hati nurani

Kajian kali ini dimulai dengan sebuah cerita mengenai KIK yang dilakukan oleh Bang Purba dan teman-teman yang berada di Korea. Berbagai kesan dan pesan mereka rasakan, belum lagi kerinduan akan KIK bersama pak Musholi terbayar sudah. Mereka sangat menikmati hari-hari bersama Pak Musholi. Terlihat dari berbagai komentar dan foto yang terdapat dalam slide yang ditampilkan oleh Pak Musholi selama kajian.
Islam adalah agama yang komprehensif, yaitu harus bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, tampak dalam diri kita di setiap tingkah laku dan perbuatan. Namun sayangnya saat ini, nilai-nilai Islam yang luar biasa baik itu tertutupi oleh perilaku umatnya yang jauh dari nilai-nilai islam. Justru kita sering melihat nilai-nilai islami di negara yang mayoritas penduduknya bukan penganut agama islam. Rukun ihsan tidak banyak dipelajari namun implementasinya sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Sabtu, 01 Desember 2012

“Impossible is Nothing”

Jend. (Purn) TNI Endriartono Sutarto (Mantan Panglima TNI)
Kamis, 15 November 2012/ 08.15—10.00

Kebijakan atau keputusan yang kita lakukan tidk mungkin menyenangkan hati semua orang

Beliau dan Anies Baswedan dalam sebuah perbincangan pernah berharap pemimpin bangsa ini tak hanya sekadar mampu untuk memimpin, tetapi juga mampu untuk menginjak bumi sehingga kebermanfaatannya kian terasa. Mahasiswa masa kini biasanya terkungkung pada kehidupan kota yang penuh kegemerlapan sehingga dikhawatirkan lupa akan kehidupan di luar sana. Oleh karena itulah beliau bersama Anies dan teman-teman berusaha membuat gerakan dimana mahasiswa mampu mentransfer ilmunya kepada anak-anak di daerah-daerah tertinggal di Indonesia. Tujuannya adalah bagaimana para sarjana yang freshgraduate  ini mau merelakan waktu satu tahunnya untuk berbagi dengan orang lain serta meningkatkan pendidikan Indonesia itu sendiri dari ketertinggalan. Selain itu beliau juga mendirikan Gerakan Indonesia Setara dengan tujuan mendidik anak-anak jalanan dan putus sekolah.
Sebagai seorang purnawirawan TNI, beliau mendapatkan banyak hal di sana. Salah satunya adalah kepemimpinan. TNI memiliki sistem pembinaan yang terukur, memiliki sistem untuk mengalami rotasi kepemimpinan, terbiasa menghadapi konflik, serta adanya kesinambungan kepemimpinan. Oleh itulah saya belajar banyak, selain juga melalui pengalaman yang didapatkan selama menjadi  Jendral TNI. Pengalaman berkutat sebagai TNI antara lain pada tahun 1997—1988 sebagai komandan Paspampres. Di tengah ricuhnya kondisi politik pada masa akhir kepemimpinan rezim Soeharto, beliau tetap mempertahankan intregritasnya dengan berusaha penuh bertanggungjawab sebagai komandan kala itu dengan mengamankan presiden dan mengesampingkan kepentingan pribadinya. Pada masa kepemimpinannya di TNI, ia banyak membuat inovasi dalam sistem, seperti mendorong industri manufaktur persenjataan TNI untuk memenuhi kebutuhan. Beliau pernah mencetuskan ide pembuatan senapan yang memiliki bobot tidak lebih berat dari M16 tetapi memiliki tingkat akurasi yang lebih akurat serta mendorong perusahaan dalam negeri untuk membuatnya.