Tidak ada ketaatan terhadap makhluk dalam rangka
kemaksiatan kepada khalik
Adapun
pokok-pokok pendidikan Luqman yang diajarkan kepada anaknya terdapat pada QS.
Luqman 12—19, yaitu :
“Dan sesungguhnya telah
Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu : bersyukurlah kepada Alllah. Dan
barangsiapa yang bersyukur kepada Allah maka sesungguhnya ia bersyukur untuk
dirinya sendiri, dan barang siapa yang tidak
bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Mahaterpuji. Dan ingatlah
ketika Luqman berkata kepada anaknya di waktu ia memberi pelajaran kepadanya:
“Hai anakku, janganlah kamu mempersukutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan
(Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar”. Dan Kami perintahkan kepada
manusia (berbuat baik) kepada kedua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandung
dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu-bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu
yang tidak ada pengetahuan tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya,
dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik dan ikutilah jalan orang yang
kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberikan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Luqman berkata); “Hai anakku,
sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi dan berada dalam
batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya
(membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Mahamengetahui. Hai anakku,
dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah
(mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan
(oleh Allah). Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan
sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya
seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”
Begitu
banyak pokok ajaran Islam yang diperintahkan Allah melalui pengajaran Luqman
untuk anaknya. Namun pada kesempatan kali ini, Bang Ihsan baru membahas
beberapa poin dari begitu banyak pengajaran yang terdapat dalam ayat-ayat di
atas. Adapun yang menjadi pembahasan dalam diskusi saat itu antara lain adalah bersyukur,
seruan untuk tidak menyekutukan Allah, dan ajakan untuk berbakti kepada kedua
orangtua kita.
Menurut
beberapa riwayat menyebutkan bahwa uqman adalah seorang kemenakan Nabi Ibrahim
yang berumur panjang hingga hampir seribu tahun. Ada lebih dari lima riwayat
yang menyebutkan keberadaan Luqman, hingga saat ini tidak dapat dipastikan dari
mana sebenarnya Luqman berasal. Luqman adalah salah satu orang yang disebutkan
namanya dalam Al Quran, sehingga dapat dipastikan ia berada dalam maqam
mahmudah atau tempat yang baik menurut Allah.
Luqman
Al Hakim, Al Hakim adalah gelar yang diberikan kepada Luqman karena penuhnya
hikmah yang terdapat dalam hidupnya. Adapun hikmah dalam hal ini adalah
kemampuan membedakan kebenaran dengan kebatilan, bahkan terkadang jawaban
spontan seorang yang memiliki hikmahpun mengandung kebenaran serta rasa syukur.
Luqman telah mengajarkan kita bagaimana seharusnya menjadi pribadi muslim
melalui hikmah-hikmahnya. Pokok-pokok pendidikan Luqman yang dibahas pada
kesempatan kali ini adalah bersyukur, seruan untuk tidak menyekutukan Allah,
dan kewajiban untuk menaat kedua orangtua kita.
“Dan
sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu : bersyukurlah
kepada Alllah. Dan barangsiapa yang bersyukur kepada Allah maka sesungguhnya ia
bersyukur untuk dirinya sendiri, dan
barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi
Mahaterpuji” (QS. Luqman : 12)
Ayat
di atas mengajarkan kita untuk mampu menjadi seorang pendidik sejati. Pendidik
sejati yaitu seorang yang mampu memberikan pengajaran disertai dengan rasa
syukur. Seseorang yang pandai bersyukur maka kapasitasnya akan terus bertambah
karena orang yang bersyukur adalah seseorang yang mampu mengoptimalkan segala
yang diberikan Allah untuk melakukan kebaikan bagi orang lain. Bahkan orang
sekaliber Rasulullah yang maksum dan dijamin masuk surga pun tak henti-hentinya
bersyukur. Ketika memiliki rasa syukur maka seluruh kemampuan akan dioptimalkan
dan kita akan dapat memberikn kebaikan bagi orang lain. Adapun sesungguhnya orang
yang senantiasa bersyukur, pasti akan selalu ditambahkan nikmatnya oleh Allah
swt beserta dengan keberkahan yang berlipat ganda.
Pokok-pokok
ajaran Luqman yang pertama diajarkan kepada anaknya adalah
“Dan
ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersukutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar” (QS. Luqman :13)
Sebuah
aqidah yang ditanamkan sebagai pondasi awal keimanan seseorang. Luqman
mengingatkan anaknya agar jangan sampai menyekutukan Allah. Hal ini berkorelasi
dengan QS. An Nisa : 116 yang menyatakan
bahwa Allah tidak akan mengampuni dosa mempersekutukannya dan Allah mengampuni dosa siapa saja selain
syirik. Lalu mari kita perhatikan diri kita, apakah ada titik kesyirikan di
diri kita? Syirik sendiri merupakan sikap mempercayai hal-hal selain Allah yang
dianggap membawa manfaat. Syirik sendiri terbagi atas syirik kabir (besar) dan
syirik kecil. Adapun syirik kabir adalah syirik yang berupa sikap menyekutukan
Allah dan hal itu akan membawa menuju neraka jahannam seperti yang tertulis
pada QS. Al Maidah: 72. Sedangkan syirik kecil adalah mencari ridho selain dari
Allah ataupun riya. Sesungguhnya ketika aqidahnya baik maka seluruh hidupnya
sudah terarah. Kita tidak akan betah melihat ketentuan (perintah) Allah tidak
berlaku dalam kehidupan. Aqidah yang baik akan membawa fikrah yang baik
sehingga menghasilkan proses kerja yang baik beserta hasil yang baik pula.
Pokok
ajaran selanjutnya adalah kewajiban untuk berbuat baik kepada orangtua
disandingkan dengan perintah jangan mempersekutukan Allah. Ketika kita
dihadapkan pada perintah orangtua dengan amalan sunnah lainnya maka pilihannya
menjadi jelas, pilihlah taatilah perintah orangtua. Perintah orangtua dalam
kebaikan adalah sebuah kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang anak. Karena
sesungguhnya ridho Allah beserta dengan ridho orangtua. Adapun contoh pada masa
Rasulullah, suatu ketika terdapat seorang pemuda yang amat mencintai Rasulullah
dan sangat ingin bertemu Rasulullah namun terbentur pada kondisi ibunya yang
tidak memungkinkan untuk ditinggal. Setelah berdiskusi maka ibunya
mengizinkannya dengan syarat sesampainya di sana Waish, pemuda tersebut harus
segera kembali ke rumahnya. Senanglah hati Waish, ia pun segera menjumpai
Rasulullah namun saying Rasulullah sedang dalam perjalanan yang membutuhkan
waktu yang lama untuk kembali, sehingga Waish tidak memiliki kesempatan untuk
menunggu dan segera menunaikan perintah ibunya untuk segera kembali pulang.
Kecintaan Waish terhadap Rasulullah tetap dibarengi dengan baktinya atas
ibunya.
Begitulah
seharusnya kita sebagai seorang muslim, mengikuti seluruh perintah orangtua
yang bukan berupa kemaksiatan dan dahulukan hal-hal yang wajib daripada yang
sunnah. Sehingga menjadi jelas mana yang harus kita dahulukan untuk
dilaksanakan dengan yang tidak. Begitu juga ketika kita diperintahkan untuk
melakukan kemaksiatan, kita sama sekali tidak diizinkan untuk mengikutinya
namun kita tetap diharuskan untuk berbuat dan mempergauli orangtua kita dengan
baik di dunia. Pada hakikatnya, tidak ada ketaatan terhadap makhluk dalam
rangka kemaksiatan kepada khaliq. Sehigga tidak ada pengecualian pada siapapun
yang mengajak pada kemaksiatan termasuk orangtua kita sendiri.
Itulah pokok-pokok pendidikan yang diwasiatkan
Luqman kepada ayatnya dan dijadikan perintah oleh Allah yang difirmankan
langsung dalam Al Quran. Semoga kita
senantiasa mencermati berbagai perilaku kita, baik melihat kepada diri sendiri adakah
bibit-bibit syirik di dalamnya maupun berbakti memperlakukan orangtua kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar