Tuhan, izinkan aku mencipta asa sepanjang aliran sungai, yang tak lelah
tersapu ombak kelimbungan di tengah getirnya kemarau pagi ini. Aku tak mau
berandai meski kesanggupanku mengalahkan mimpi yang terjal di siang bolong tanpa
sinar mentari. Aku terengah menanti bergulirnya sejumput kisah penuh getir dalam
tawa sukma bersahaja, ah andai. Cukup. Aku tak lagi mampu. Topangan ini tak lagi
sekuat baja penahan besi yang merintangi langkah sepanjang kita berlari. Omong
kosong. Kau bukanlah hati yang bergulir dari risaunya angin semilir yang sedari
barat menunggu datangnya timur. kau hanyalah kamu yang berbatas…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar