Kamis, 15 November 2012/ 10.00—12.00
Leaders are people who knows the way,
goes the way and shows the way
Semakin hari kita hidup
semakin banyak perubahan, semakin ke depan masyarakat semakin maju. Pemimpin
bukanlah orang yang diciptakan Allah langsung sebagai pemimpin, tetapi pemimpin
adalah orang yang membangun dan memperkaya dirinya. Dalam dunia bisnis selalu dipertentangkan
antara kebutuhan masyarakat dengan kebutuhan perusahaan atau juga jika kita
memiliki karyawan maka akan terjadi dikotomi bisnis berupa manajemen tugas
dengan tugas seseorang. Jika kita bukan pemimpin yang baik maka biasanya kedua
hal tersebut tidak akan tercapai secara bersamaan. Manusia selalu bertentangan
dalam pencapaian. Ketika satu aspek terpenuhi biasanya ada aspek lain yang
ternyata tidak terpenuhi. Oleh karena itulah manajemen karyawan yang kreatif
serta memiliki etos kerja profesional tidak akan mengalami kesulitan dalam
menghadapi dikotomi kepentingan kedua hal di atas.
Perusahaan selalu dimulai
dengan visi, ketika kita bekerja kita selalu memulai dari A—Z. Anda sebagai
pimpinan harus memulai sesuatu dengan visi. Visi dalam agama adalah ketika kita
berpikir akan sesuatu yang kita punya
dan dapat dipertanggungjawabkan kepada llah. Bedanya degan visi kehidupan, visi
ebuah perusahaan cenderung lebih pendek, hanya 3—5 tahun. Di XL kami memiliki
visi yang tinggi, kalau ada skala visi 0—100 maka kami menginginkan visi kami
di angka 125. Oleh karena itulah visi kami selama tiga tahun pertama menjadi
perusahaan nomor dua di Indonesia. Mengapa harus menjadi nomor dua? Karena
untuk mencapai nomor dua maka harus mencapai lebih dari 20% pangsa pasar agar
tidak goyang dan mati. Belajar dari Unilever, jika kita memiliki kompetitor
yang memiliki pangsa pasar di atas 50% maka tidak perlu dilawan, tetapi
tumbangkanlah kompetitor lain yang pangsa pasarnya di bawah 5%. Dalam
realisasinya, dengan kualitas nomor satu XL mampu menjadi perusahaan nomor dua
dalam waktu tiga tahun. Inilah cita-cita dan keingingan, tercapai atau tidak
semua tergantung dari upaya.
Cita-cita kadang tidak
sesuai dengan kenyataan hidup. Saya masuk XL September 2006, tiga bulan
disiapkan, bulan Januari—Juli 2007 pendapatan kita tida naik-naik. Hanya 13/14
miliar perhari dan sama sekali tidak mengalami kenaikan. Sulit sekali pada
waktu itu menaikkan keuntungan. Padahal waktu itu pangsa pasar sedang mengalami
kenaikan 25%. Saat itulah kami berpikir bahwa ada kesalahan yang telah kami
lakukan. Kenapa? Karena kita terlalu mahal memberikan harga kepada pelanggan.
Dengan melihat analisis pasar dan kebutuhan pelanggan dalam menelepon maka XL
mengubah kebijakan dengan memberikan bantuan kepada pelanggannya dan menurunkan harganya. Saat itu XL masih
berusaha untuk melemparkan harga tersebut ke pada pasar. Tetapi ternyata tidak
berpengaruh banyak. Akhirnya kami memberikan Cracking zone dengan harga
Rp100,00 kepada pasar. Awalnya usulan ini hanya berupa gurauan bernada serius,
tetapi nyatanya XL mampu membuatnya menjadi usulan terbaik dengan mencobanya.
Setelah dihitung-hitung masih tidak memungkinkan, namun akhirnya setelah
dibicarakan dengan berbagai pihak, masih banyak yang ragu meski akhirnya tetap
dijalankan. Jika ini gagal maka kita harus banyak belajar. Jika ini berhasil
maka ini adalah salah satu upaya kita untuk membantu masyarakat Indonesia. Hal
yang paling susah dalam realisasi ini adalah periapan teknisnya selama empat
bulan. Inilah saatnya realisasi visi dengan strategi.
Kenapa XL berani berbuat
seperti itu? Karena di dunia ini yang paling gampang adalah perusahaan dengan
menjual produknya dengan harga mahal karena apresiasi itu karena kualitas
tinggi, atau ada pula yang menjual dengan harga rendah tetapi kualitas
seadanya, serta ada pula yang di tengah-tengah diantara keduanya. Oleh karena
itu untuk menguntungkan masyarakat dan perusahaan sekaligus maka lebih baik
untuk mencari jalan tengah-tengah. Adapun etos kerja XL adalah ibadah,
pelayanan masyarakat yang baik, kontribusi perusahaan, menghidupi keluarga, dan
kepuasan pribadi. Sedangkan budaya kerja
XL adalah intregritas, teamwork, dan service excellece. Lalu
bagaimana menjalankan tugas dan orangnya dengan sama-sama baik meskipun saling
bertentangan? Caranya adalah setiap orang diajak menjalankan ide logisnya,
sehingga karyawan diajak untuk sama-sama terjun ke pasar untuk menjual produk
XL.
Cracking Zone-nya adalah win win solution,
harga turun, kualitas jaringan memenuhi, karyawan kreatif dan kerja keras dalam
mengatas kenaikan trafik 30 kali lipatnya. Selain itu perusahaan akan
mendapatkan profit naik dengan margin 10%, menjadi operator nomor dua dalam
waktu tiga tahun, melibatkan karyawan dari awal kerja serta menyiapkan skema
insentif sesuai dengan kontribusi. Kita coba sesuatu yang tidak mungkin, kita
jalankan dan akhirnya kita mendapatkan keuntungan yang memenuhi kedua aspek,
baik masyarakat maupun perusahaannya. Tidak hanya murah, tetapi juga gratis,
salah satu bentuk amal terhadap masyarakat.
Menariknya di belakang
semua keberhasilan ini adalah adanya ethos, culture, change, result,
leadership. Lalu bagaimana dengan leadership? Leaders are people
who knows the ways, goes the way, shows the ways to contribute anytime,
anywhere. Pemimpin itu sendiri adalah orang-orang yang memiliki influential,
motivating, liberal diplomacy, inspiring, visionary, wall respected, fearless
and courageous, dan wise.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar