Ada yang hal yang lucu menurutku
seminggu yang lalu. Setelah sekian lama tak melihat ayah mengenakan sepatu sendiri, pagi itu ayah
mencoba memasang sendiri kaos kaki di kakinya. Aku melihat ayah menggunakan
kaos kaki layaknya anak berumur tiga tahun yang sedang belajar mengenakan kaos
kaki. Lucu bukan, seorang lelaki paruh baya mengenakan kaos kaki seperti anak
berumur tiga tahun, saat itu aku tak berhenti tertawa, sampai perut dan pipiku sakit. Urusan memakai sepatu
mungkin ini hal biasa bagimu kawan, tapi tidak untukku. Dua puluh tiga tahun
berjalannya pernikahan ayah dan ibu, selama itu pula ayah tak lagi pernah
menggunakan sepatu dengan tangannya sendiri. Bukan. Bukan karena ayah malas,
bukan juga karena ayah tak lagi mampu menggunakan sepatunya sendiri. Tetapi ini
semua karena ibu.
Ya ibulah penyebab ayah tak lagi bisa
menggunakan sepatu sendiri, hehehe. Selama dua puluh tiga tahun ayah menjadi
suami ibu, selama itu pula ayah tak lagi pernah menggunakan sepatu beserta kaos
kakinya sendiri. Ibu selalu memakaikan kaos kaki dan sepatu ayah, kemanapun
ayah akan pergi. Menurutku, yang kini sudah cukup dewasa mengartikan sebuah tindakan,
apa yang dilakukan ibu adalah sebuah tanda bakti seorang istri pada suaminya.
Aku tak yakin apakah semua istri akan melakukan hal yang sama seperti yang ibu
lakukan pada ayah? Ah ya satu yang harus aku yakini, setiap istri memiliki
caranya sendiri untuk menunjukkan baktinya pada suaminya. Bagiku, bakti ibu
pada ayah, lebih dari cukup untuk membuktikan bahwa aku sangat berkewajiban
mendoakan, agar kelak ibu mampu mewarnai surga dan hidup bersama ayah di sana.
Pagi itu, aku tertawa melihat ayah
lupa cara menggunakan kaos kaki. Sedangkan ibu, mengeluh lemah dan berkata “Lepas
lagi ya kaos kakinya, ibu pakein dari ulang”. Tidak kawan, ibu pagi itu bukan lupa untuk melakukan
baktinya pada ayah, tetapi ayah yang terburu-buru karena sudah merasa terlambat
dan ibu sedang membantuku menyiapkan
sarapan. Kalian tahu kawan, bukan hanya sekadar masalah memakaikan sepatu, ibu
tiap pagi tak pernah alpa membuat segelas teh dan selalu memastikan gelas itu
terisi penuh sepanjang hari, ibu juga tak pernah alpa menyiapkan baju dan
sarung yang akan ayah gunakan setiap akan salat berjamaah di masjid.
Ah ya… cinta adalah perbuatan.
Kesejatiannya dapat dilihat dari tindakan yang tak lekang, meskipun oleh waktu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar