Selasa, 30 Oktober 2012

#ini2


Tuhan, izinkan aku mencipta asa sepanjang aliran sungai, yang tak lelah tersapu ombak kelimbungan di tengah getirnya kemarau pagi ini. Aku tak mau berandai meski kesanggupanku mengalahkan mimpi yang terjal di siang bolong tanpa sinar mentari. Aku terengah menanti bergulirnya sejumput kisah penuh getir dalam tawa sukma bersahaja, ah andai. Cukup. Aku tak lagi mampu. Topangan ini tak lagi sekuat baja penahan besi yang merintangi langkah sepanjang kita berlari. Omong kosong. Kau bukanlah hati yang bergulir dari risaunya angin semilir yang sedari barat menunggu datangnya timur. kau hanyalah kamu yang berbatas…

#ini1


Izinkan aku bersandar bukan untuk sekedar duduk meneguhkan jiwa
Pejam mata ini tak lelah menanti penuh tanya, akankah langkah ini terus tertapak
Di atas nisan batu yang kau ukir dengan semburat senja
Meski kemuning jingga tak hempas menyilaukan makna, ada kala kita tak berkata
Kau dan mereka tak ubah canda dalam derita yang mengalir laksana peluh di ujung siang
Ingin dia bagi kisah mengenai kasih yang tak letih menanti hampa
Di ujung jalan yang terpotong nestapa, mati hingga tulang sembunyikan raga
Terjal asa tak lagi mengikat eloknya warna, hitam tak lagi pekat di ujung masa
Esok berharap menjadi rupa
Sirna tanpa debu di pangkal dosa
Tangis derai tawa membahana
Penuhi lubang nestapa di ujung bahagia
Adanya kita menghubung dunia senja
Yang terkadang kalap dengan cinta membahana
Bahagia menolak seringai luka
Aku dan kamu terpatri dalam untaian doa
Ah tuhan pun tahu kita tak semakna
Meski dalam untaia kata merajuk harga
Aku dan kamu tak lagi sama

Ada yang salah dengan shaf kita?


Kita tentu saja mengetahui bahwa Ramadhan tak hanya menjadi sebuah momentum perubahan bagi pribadi-pribadi beriman menuju arah yang lebih baik. Lebih dari itu, Ramadhan kini mampu menjadi sebuah fenomena bagi masyarakat kebanyakan untuk saling berlomba menuju kebaikan. Ramadhan yang telah berselang 10 hari ini memberikan sebuah fenomena yang tak pernah hilang tersematkan di diri umatnya, yakni ramainya masjid di awal Ramadhan. Bisa kita yakini jika hampir di seluruh masjid di Indonesia akan mengalami peningkatan jumlah jama’ah selama awal Ramadhan. Fenomena ini tentu saja amatlah baik dan menggembirakan. Namun seperti pengalaman di Ramadhan sebelumnya, fenomena ini cukuplah hanya menjadi fenomena yang mampu dipastikan hanya akan bertahan di awal Ramadhan.
            10 hari ini saya mengikuti shalat tarawih di dua masjid berbeda di pinggiran Jakarta, fenomena ini tentu saja berlaku di sana. Hampir seluruh badan masjid terisi penuh oleh jama’ah shalat tarawih. Begitu indah dan menyejukkan ketika melihat fenomena tersebut. Bahkan saking tak muatnya menampung jama’ah, para jama’ah Salat Tarawih pun rela untuk menggelar sajadahnya di emperan bahkan hampir di luar pelataran masjid. Pada saat ceramah di sela-sela jenak sebelum melanjutkan Salat Tarawih, Khatib mengingatkan untuk menjaga fenomena ini agar terus terjaga sehingga masjid benar-benar terasa “makmur” adanya.