Minggu, 27 Februari 2011

Seharusnya Kita Mampu Menjalankan Amanah dengan Amanah

Lama tak berjumpa membuatku begitu ingin bercengkrama dengannya, menumpahkan segala kisah yang aku simpan. Segala penat yang terangkum seolah mencoba berlomba keluar dari lisan yang hina ini. Namun apa daya, tak seluruhnya mampu aku tumpahkan padanya sore itu juga, mengingat keterbatasan waktu yang ia miliki. Dua minggu tak aku jumpai dirinya dalam perbincangan rutin yang kini menjadi sebuah kebutuhan bagiku, siang ini ia hadir dengan segenap asa dan kekayaan jiwa yang membasuh keringnya hati ini. Ia hadir membawa kesegaran, memberikan celah perbaikan, dan menawarkan segala penyembuh bisa yang terjamah olehku beberapa hari ini.
Entah ikatan apa yang membuatku begitu leluasa dan nyaman menumpahkan segala isi hatiku padanya. Hal yang jelas  yang sampai kini aku ketahui dan mampu aku pahami adalah kami berjodoh. Ya benar, berjodoh dalam sebuah ikatan perbaikan ruhiyah yang rutin kami lakukan. Allahlah yang mengirimkannya untuk membina dan menempaku untuk mampu menjadi seseorang sepertinya. Seseorang yang juga mampu menjadi bagian dari jalan besar yang disukaiNya.  Dan aku begitu amat bersyukur telah mengenalnya dan menjadi bagian dari hidupnya.

Senin, 14 Februari 2011

Tanpa Kesia-siaan


Riak rasa itu makin banyak
Seiring  terhamparnya samudra
Dan ombak yang bergemuruh
Riak-riak tanpa makna dan hampa
Seakan memanggil penatnya jiwa

Hufft… terkadang saya menyesal terlalu banyak keluhan yang keluar dari lisan ini atas apa yang saya hadapi. Hm, mungkin semua lontaran kata itu terkesan egois melompat tanpa henti dari lisan penuh dosa ini. Ya, perjuangan ini belum seberapa. Bahkan belum mampu sedikitpun membayar nikmat sebuah bola mata… Andai bukan karenaNya, mungkin jiwa ini telah lama kosong bersamaan dengan kesia-siaan.

Sabtu, 12 Februari 2011

Itulah Kalian

Dua hari ini saya disibukkan oleh dauroh di SMA, ya kembali ke SMA. Itu adalah sebuah kewajiban yang harus dipenuhi dan menjadikannya sebagai sebuah kebutuhan, insya Allah. Sebenarnya dauroh kali ini bukan dilakukan oleh Forum Alumni Remas 39, tetapi kamilah (RMNJ 24) yang mengadakan dauroh ini. Hm, ya sebenarnya ini merupakan penindaklanjutan atas berbagai macam hal yang telah kami bicarakan sebelumnya saat rihlah.
Ditulisan kali ini, saya tidak akan membicarakan mengenai jalannya dauroh, tetapi saya akan membicarakan perihal perubahan saudara-saudara saya alias anggota dari RMNJ 24. Dauroh kali ini memang hanya melibatkan mantan BPH RMNJ 24 untuk memberikan pengalamannya kepada pengurus RMNJ saat ini, yang kebetulan dalam masa jabatan RMNJ 26. Seingat saya, sempat diadakan tiga kali syuro sebelum pelaksanaan dauroh ini. Tentu saya hal ini dimaksudkan agar berbagai macam hal yang akan kami sampaikan mampu terorganisasi dengan baik.

Minggu, 06 Februari 2011

Hanya Allah yang tahu


        Seperti yang telah saya dengar dari banyak orang, bahwa jodoh, rizki, dan kematian sejatinya hanyalah Dia yang Maha Mengetahui. Allah lah yang telah mengatur dan menuliskan semua dalam takaran yang pas dan tak terlewat sedikitpun. Allah telah menuliskan seluruh catatan mengenai berbagai macam hal tersebut dan menetapkannya tanpa ada seorangpun di dunia ini yang mampu meramalkan atau bahkan mengetahuinya.
          Beberapa hari ini berita tentang kematian seolah sedang menjadi perbincangan yang menghiasi siaran-siaran di televisi. Mengingat ada seorang tokoh bangsa ini yang telah dipanggilnya dengan terkesan mendadak. Hm, tidak hanya itu, saya sekeluargapun dikejutkan dengan berita wafatnya Pakde (kakak dari ibu saya) secara mendadak dan begitu tiba-tiba. Saya  memang kurang begitu dewasa dalam menyikapi kematian. Mengingat, inilah kali kedua saya mengalami sendiri bagaimana rasanya kehilangan orang yang disayangi, setelah setahun yang lalu nenek saya yang wafat.