Kepemimpinan profetik bukanlah merupakan kepemimpinan biasa, tetapi
merupakan parade panjang atas kepemimpinan para nabi. Sehingga menjadi jelas
jika objek yang diteladani kepemimpinannya adalah para Nabi. Lalu mengapa para
Nabi? Tak cukupkan kepemimpinan Rasulullah yang kita teladani? Tentu saja bukan
karena kisah Rasul tak mencukupi rasa keingintahuan kita akan kepemimpinan,
tetapi karena Allah mengisahkan berbagai kisah kepemimpinan nabi di dalam Al
Quran yang tentu saja dipercaya kebenarannya.
Kepemimpinan profetik dianggap sebagai pembebas peradaban. Hal ini
merujuk pada konsep yang diutarakan oleh Alm. Prof. Dr. Kuntowijoyo yang
mengatakan bahwa kepemimpinan profetik membawa misi humanisasi, liberalisasi,
dan transendensi yang kesemuanya merupakan misi pembebas peradaban. Ketiga misi
tersebut tak terlepas dari firman Allah dalam QS. Ali Imron : 110.
- Ta’muruna bil ma’ruf (misi humanisasi) : memanusiakan manusia dan mengangkat harkat derajat hidup manusia
- Tanhauna ‘anil munkar ( misi membebaskan) : membebaskan manusia dari keterpurukan dan ketertindasan
- Tu’minuna billah (misi transendensi) : manifestasi dari misi humanisasi dan liberalisasi yang diartikan sebagai kesadaran ilmiah)
Ketiga misi
tersebutlah yang pada akhirnya dibawa dalam kepmimpinan profetik yang kemudian
dapat dianggap sebagai misi pembebas peradaban.
Tentu saja untuk menjalankan ketiga misi tersebut diperlukan alat-alat
atau cara untuk mewujudkannya. Seseorang yang menjadi pemimpin tak akan dapat
dikatakan sebagai pemimpin yang menerapkan kepemimpinan profetik sebelum
melakukan :
- Proses pembacaan
Penguasaan
informasi berupa konsep, teori, dan paradigma dasar
- Proses penyucian (purifikasi)
Proses
pembersihan dalam menetralisis pemikiran, perasaan, dan moral dari muatan
negatif.
- Proses pengajaran
Penguasaan
epistimologis dan metodologi ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan
- Proses penguasaan informasi dan masalah-masalah baru dan dinamis
Mengajarkan
kepada apa-apa yang belum pernah kita ketahui.
Keempat hal
tersebut merupakan cara yang didapat berdasarkan firman Allah yang terdapat
dalam QS. Al Baqarah : 151.
Dengan misi keilahian yang kuat dalam diri seorang pemimpin, ia
diharapkan mampu memiliki legitimasi kepemimpinan yang kokoh. Seorang pemimpin
akan semakin diakui kepemimpinannya oleh khalayak ramai jika ia mampu
menjelaskan konsep-konsep dan solusi Islam dalam bahasa yang mudah dimengerti
dan dipahami oleh masyarakat luas. Selain itu, masih merujuk pada Al Quram,
Allah berfirman bahwa seorang pemimpin haruslah berilmu, kuat, dan amanah.
Berdasarkan karakteristiknya sendiri, kepemimpinan terbagi atas :
- Kepemimpinan ilmu
- Kepemimpinan kekuatan
- Kepemimpinan amanah
- Kepemimpinan regeneratif
- Kepemimpinan ketaqwaan
Adapun dalam PPSDMS terdapat empat jatidiri peserta PPSDMS, yang mampu
kita anggap sebagai pembangun peradaban. Aktivis islam dan aktivis pergerakan
merupakan karakter yang melekat kuat dan mahasiswa berprestasi serta menjunjung
tinggi nilai kebersamaan dan kekeluargaan merupakan bentuk manifestasi atas
karakter awal yang telah melekat pada diri peserta PPSDMS. (Materi Ini disampaikan oleh Bachtiar Firdaus di National Leadership Camp PPSDMS NF Angkatan 6)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar