Banyak orang yang mengetahui tentang Muhammad Al
Fatih, namun tidak secara mendalam. Hal itu mungkin dikarenakan terlalu
sedikitnya informasi mengenai Muhammad Al fatih. Sehingga yang muncul ke
permukaan hanyalah kisahnya memenangkan Konstantinopel. Padahal lebih dari itu,
begitu banyak pelajaran dalam hidupnya yang harus kita ketahui sebagai
pembelajaran bagi kita, para pemuda pembangun bangsa.
Muhammad Al Fatih yang saat ini dikenal sebagai
pembebas Konstantinopel, memiliki nama asli Sutan Mehmed. Al Fatih merupakan
nama yang disematkan kepadanya sebagai wujud kepahlawanannya telah membebaskan
Konstantinopel. Ia adalah seorang pemuda kuat dan tangguh. Di usianya yang masih muda, 14 tahun, ia
telah diamanahkan oleh ayahnya sebagai Walikota Amasiyah. Sedangkan menginjak
dewasa pada usia 19 tahun, ia telah dipercaya sebagai Sultan. Tentu kekuasan
yang didapat bukan tanpa aral melintang, berbagai pertanyaan dan keragu-raguan
umatpun sempat muncul ke permukaan atas diangkatnya ia menjadi Sultan. Namun ia
mampu membuktikan keberhasiannya dalam memimpin dengan kegemilangan luar biasa.
Muhammad Al Fatih merupakan seorang keturunan Asia
yang hidup dalam kejayaan Turki Ustmani. Turki Ustmani yang merupakan tempatnya
berpijak adalah tempat yang dihuni oleh orang-orang yang telah memakan asam
garam kehidupan dengan luar biasa bijaksana. Dimulai dari visi hidup mereka
yang tak pernah berubah sejak nenek moyangnya mendirikan Turki Ustmani, hingga
kemampuan mereka untuk hidup nomaden mencari penghidupan yang lebih layak di
tempat lainnya.
Adapun karakter yang dibangun dalam Turki ustmani
adalah semangat pantang menyerah, juga keberlanjutannya melahirkan berbagai
pemimpin-pemimpin yang tangguh. Pada dasarnya, kemenangan Muhammad Al Fatih
dalam memenangkan Konstantinopel bukanlah kemenangan pribadinya semata.
Melainkan akumulasi atas berbagai kondisi yang telah “dikondisikan” oleh
pahlawan-pahlawan sebelum Al Fatih. Sehingga momentum kemenangan yang memang
telah terencana itu dapat dicapai dengan kecemerlangan.
Muhammad Al Fatih sejak
kecil sudah dibimbing oleh ayahnya menjadi seorang pemimpin tangguh. Hal ini
terlihat dari berbagai amanah berat yang telah diembannya sejak kecil. Ayah
Muhammad Al Fatih selalu mengingatkan agar akal selalu didahulukan dibanding
dengan kekuasaan. Merujuk pada hal itulah Muhammad Al Fatih tetap
mendahulukan untuk memikirkan
hubungannya kepada Allah sebelum apapun. Karakter tersebutlah yang akhirnya
membuat Sutan Mehmed mampu menjadi Al Fatih sejati dan tercatat dalam sejarah.
Waalahu’alam semoga kita sebagai pemuda Indonesia mampu meneladani Al Fatih dan
memberikan kontribusi terbaik bagi kehormatan bangsa ini. (Materi ini disampaikan oleh Agung Waspodo di National Leadership Camp PPSDMS NF Angkatan 6)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar