Selasa, 31 Juli 2012

Masa Depan Seni Islami


Zak Sorga adalah seorang penggiat seni yang kini aktif melakukan berbagai kegiatan seninya berupa teater, mendongeng, wayang, dan berbagai kegiatan seni lainnya. Zak Sorga yang berpenampilan amat meyakinkan sebagai seorang seniman membuka penjelasannya tentang masa depan seni Islam dengan penampilan wayang. Penampilan wayang yang dibawakannya merupakan adaptasi cerita Hindu yang dikemas sedemikian rupa sehingga terdapat nilai-nilai Islam yang terkandung di dalam cerita pewayangan tersebut. Adapun wayang yang digunakannya sebagai alat peraga bukanlah wayang golek ataupun wayang kulit yang biasa kita kenal, tetapi wayang yang terbuat dari anyaman atau untaian bambu yang ia buat sendiri menyerupai tokoh wayang. Sangat kreatif.
Selesai memamerkan kemampuannya mendongeng melalui wayang, Zak Sorga mengatakan bahwa judul dari seminar ini, Masa Depan Seni Islam, merupakan kalimat bernada pesimis yang penuh keragu-raguan. Kalimat ini seoah-olah mengatakan bahwa umat Islam belum atau bahkan sama sekali tidak memiliki persiapan apa-apa untuk masa depan seni, khususnya seni Islami. Meski begitu, ia tidak menampikkan bahwa itulah kenyataan sebenarnya. Bahkan hingga kini, sama sekali tidak ada lembaga seni yang berlandaskan Islam. Kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan. Mengingat begitu banyak anak bangsa yang sedang kebingungan entah harus belajar kemana untuk mendapatkan berbagai pengetahuan mengenai seni Islam ini.
Jika menengok ke masa lampau, tradisi lisan seperti dongeng dan berbagai cerita pewayangan amatlah terjaga. Sehingga umat Islam pada masa lampau amat terjaga dengan tradisi lisan atau kearifan lokal yang diupayakan oleh para seniman. Dibandingkan dengan masa kini, tentu saja hal itu amatlah miris dan mengkhawatirkan. Jauh amat berbeda dengan kondisi seni Islam yang kian tak terjaga.
Menurut Zak Sorga, kesenian berfungsi layaknya universitas pada masa kini. Kesenian memberikan berbagai pelajaran dan kebijaksanaan kepada para pembelajarnya, tak mengenal siapa dan kasta pembelajarnya. Kini kita dapat merasakan sebuah ironi dimana orang-orang menengah ke bawah sama sekali tak bisa menikmati hal-hal berbau seni karena fungsinya yang tak lagi murni.
Hal ini diperparah dengan semakin sulitnya “habitat” atau komunitas penggiat seni yang dapat memajukan atau setidaknya menjaga kesenian umat Islam. Sehingga terdapat disorientasi bagi umat Islam untuk menentukan tempat terbaiknya belajar seni Islam. Problematika inilah yang menjadi dasar atas keberlangsungan seni Islam saat ini. Problem yang sampai kini belum dapat diatasi sehingga memberikan efek domino bagi permasalahan serupa dalam dunia seni Islam.
Oleh karena itu, Zak Sorga amat berharap jika pemuda-pemuda saat ini memiliki concern untuk memajukan seni Islam. Setidaknya ada upaya untuk membangun kembali “habitat” bagi kesenian umat Islam. Sehingga permasalahan domino lainnya juga mampu teratasi dan masa depan seni Islam terlihat kecemerlangannya. (Materi ini disampaikan oleh Zak Sorga di National Leadership Camp PPSDMS NF Angkatan 6)

Tidak ada komentar: