Zak Sorga adalah seorang penggiat seni yang kini aktif melakukan
berbagai kegiatan seninya berupa teater, mendongeng, wayang, dan berbagai
kegiatan seni lainnya. Zak Sorga yang berpenampilan amat meyakinkan sebagai
seorang seniman membuka penjelasannya tentang masa depan seni Islam dengan
penampilan wayang. Penampilan wayang yang dibawakannya merupakan adaptasi
cerita Hindu yang dikemas sedemikian rupa sehingga terdapat nilai-nilai Islam
yang terkandung di dalam cerita pewayangan tersebut. Adapun wayang yang
digunakannya sebagai alat peraga bukanlah wayang golek ataupun wayang kulit
yang biasa kita kenal, tetapi wayang yang terbuat dari anyaman atau untaian
bambu yang ia buat sendiri menyerupai tokoh wayang. Sangat kreatif.
Selesai memamerkan kemampuannya mendongeng melalui wayang, Zak Sorga
mengatakan bahwa judul dari seminar ini, Masa Depan Seni Islam,
merupakan kalimat bernada pesimis yang penuh keragu-raguan. Kalimat ini
seoah-olah mengatakan bahwa umat Islam belum atau bahkan sama sekali tidak
memiliki persiapan apa-apa untuk masa depan seni, khususnya seni Islami. Meski
begitu, ia tidak menampikkan bahwa itulah kenyataan sebenarnya. Bahkan hingga
kini, sama sekali tidak ada lembaga seni yang berlandaskan Islam. Kondisi ini
tentu sangat mengkhawatirkan. Mengingat begitu banyak anak bangsa yang sedang
kebingungan entah harus belajar kemana untuk mendapatkan berbagai pengetahuan
mengenai seni Islam ini.
Jika menengok ke masa lampau, tradisi lisan seperti dongeng dan
berbagai cerita pewayangan amatlah terjaga. Sehingga umat Islam pada masa
lampau amat terjaga dengan tradisi lisan atau kearifan lokal yang diupayakan
oleh para seniman. Dibandingkan dengan masa kini, tentu saja hal itu amatlah
miris dan mengkhawatirkan. Jauh amat berbeda dengan kondisi seni Islam yang
kian tak terjaga.
Menurut Zak Sorga, kesenian berfungsi layaknya universitas pada masa
kini. Kesenian memberikan berbagai pelajaran dan kebijaksanaan kepada para
pembelajarnya, tak mengenal siapa dan kasta pembelajarnya. Kini kita dapat
merasakan sebuah ironi dimana orang-orang menengah ke bawah sama sekali tak
bisa menikmati hal-hal berbau seni karena fungsinya yang tak lagi murni.
Hal ini diperparah dengan semakin sulitnya “habitat” atau komunitas
penggiat seni yang dapat memajukan atau setidaknya menjaga kesenian umat Islam.
Sehingga terdapat disorientasi bagi umat Islam untuk menentukan tempat
terbaiknya belajar seni Islam. Problematika inilah yang menjadi dasar atas
keberlangsungan seni Islam saat ini. Problem yang sampai kini belum dapat
diatasi sehingga memberikan efek domino bagi permasalahan serupa dalam dunia
seni Islam.
Oleh karena itu, Zak
Sorga amat berharap jika pemuda-pemuda saat ini memiliki concern untuk
memajukan seni Islam. Setidaknya ada upaya untuk membangun kembali “habitat”
bagi kesenian umat Islam. Sehingga permasalahan domino lainnya juga mampu
teratasi dan masa depan seni Islam terlihat kecemerlangannya. (Materi ini disampaikan oleh Zak Sorga di National Leadership Camp PPSDMS NF Angkatan 6)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar