Selasa, 31 Juli 2012

MITI: Teknologi & Produktifitas Bangsa


Indonesia merupakan bangsa yang kaya raya. Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah ruah serta sumber daya manusia yang banyak. Seharusnya dengan kekayaan ini, Indonesia mampu menjadi bangsa maju yang bahkan menjadi mungkin untuk mengalahkan negara adidaya seperti Amerika Serikat. Pada kenyataannya, bangsa Indonesia menjadi sangat jauh dari kata maju. Tentu saja ini menjadi sebuah ironi ketika negara dengan kekayaan yang melimpah justru harus hidup miskin di tengah kekayaan yang dimilikinya. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Salah satu penyebab terjadinya keironisan tersebut adalah tidak memadainya teknologi yang dimiliki Indonesia. Sehingga kekayaan yang dimiliki tidak dapat dioptimalkan dengan baik justru malah terjarah oleh negara-negara yang memiliki teknologi tinggi. Tidak memadainya teknologi itulah yang menyebabkan pengelolaan sumber daya menjadi terbengkalai dan menyebabkan keterpurukan Indonesia kian merajalela. Padahal jika kita mampu mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam yang kita miliki, nilai jual atas sumber daya alam tersebut bisa mencapai 30 kali lipat dari bahan mentahnya. Seandainya Indonesia bisa melakukan hal tersebut, bukan tidak mungkin jika Indonesia akan menjadi negara yang makmur sejahtera.

Selain sumber daya alam, sumber daya manusia menjadi salah satu hal yang cukup menjadi sorotan bagi kemajuan bangsa. Menurut Dr. Warsito, dari penelitian yang ia jabarkan, tercatat bahwa SDM yang berstatus lulusan SD sampai SMA jauh lebih banyak dibutuhkan dibanding SDM berstatus lulusan S1. Hal inilah yang pada akhirnya menjadi hambatan kemajuan Indonesia, termasuk segi teknologi. Di Indonesia, hanya segelintir masyarakat yang memiliki fokus dan concern untuk memiliki perhatian khusus terhadap teknologi. Beberapa ada yang membuat penelitian atau bahkan membuat komunitas-komunitas tertentu yang berfokus pada kemajuan teknologi Indonesia.
MITI dan Inkubator Center merupakan salah satu contoh komunitas yang terdiri atas beberapa perusahaan teknologi yang berfokus pada produksi dan peningkatan produktivitas bangsa. Sinergisitas antarperusahaan tersebut diharapkan mampu memberikan inovasi. Kini MITI sedang mengembangkan inovasinya dalam dunia kesehatan. Membuat baju kalkulus, Electrical Capacitive cancer Treatment (ECCT), yakni baju yang dibuat dengan memanipulasi batas integral yang dapat mendeteksi bahkan melelehkan sel kanker di dalam tubuh.
Menurut Dr. Warsito, “It’s not an investment, it’s a challenge, if you got an idea, you are the one bound to prove it. A man is a contribution. What will yours be?” sehingga sudah menjadi kewajiban kita untuk memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa ini. Ia juga memberikan kiat khusus agar kita sebagai pemuda Indonesia yang tercerahkan mampu melakukan kontribusi terbaik. Adapun hal yang dilakukan agar bisa berkontribusi :
  1. Keinginan tak tergoyahkan
  2. Kontribusi yang jelas
  3. Selesaikan PR
  4. Bersiaplah untuk yang pertama berkorban
Dengan keempat hal di atas, diharapkan SDM berkualitas mampu memaksimalkan potensi untuk kontribusi terbaiknya bagi bangsa ini. (Materi ini disampaikan oleh Dr. Warsito di National Leadership Camp PPSDMS NF Angkatan 6)

Tidak ada komentar: