Indonesia merupakan bangsa yang kaya raya. Indonesia memiliki sumber
daya alam yang melimpah ruah serta sumber daya manusia yang banyak. Seharusnya
dengan kekayaan ini, Indonesia mampu menjadi bangsa maju yang bahkan menjadi
mungkin untuk mengalahkan negara adidaya seperti Amerika Serikat. Pada
kenyataannya, bangsa Indonesia menjadi sangat jauh dari kata maju. Tentu saja
ini menjadi sebuah ironi ketika negara dengan kekayaan yang melimpah justru
harus hidup miskin di tengah kekayaan yang dimilikinya. Mengapa hal tersebut
bisa terjadi?
Salah satu penyebab terjadinya keironisan tersebut adalah tidak
memadainya teknologi yang dimiliki Indonesia. Sehingga kekayaan yang dimiliki
tidak dapat dioptimalkan dengan baik justru malah terjarah oleh negara-negara
yang memiliki teknologi tinggi. Tidak memadainya teknologi itulah yang
menyebabkan pengelolaan sumber daya menjadi terbengkalai dan menyebabkan
keterpurukan Indonesia kian merajalela. Padahal jika kita mampu mengoptimalkan
pengelolaan sumber daya alam yang kita miliki, nilai jual atas sumber daya alam
tersebut bisa mencapai 30 kali lipat dari bahan mentahnya. Seandainya Indonesia
bisa melakukan hal tersebut, bukan tidak mungkin jika Indonesia akan menjadi
negara yang makmur sejahtera.
Selain sumber daya alam, sumber daya manusia menjadi salah satu hal
yang cukup menjadi sorotan bagi kemajuan bangsa. Menurut Dr. Warsito, dari
penelitian yang ia jabarkan, tercatat bahwa SDM yang berstatus lulusan SD
sampai SMA jauh lebih banyak dibutuhkan dibanding SDM berstatus lulusan S1. Hal
inilah yang pada akhirnya menjadi hambatan kemajuan Indonesia, termasuk segi
teknologi. Di Indonesia, hanya segelintir masyarakat yang memiliki fokus dan concern
untuk memiliki perhatian khusus terhadap teknologi. Beberapa ada yang
membuat penelitian atau bahkan membuat komunitas-komunitas tertentu yang
berfokus pada kemajuan teknologi Indonesia.
MITI dan Inkubator Center merupakan salah satu contoh komunitas
yang terdiri atas beberapa perusahaan teknologi yang berfokus pada produksi dan
peningkatan produktivitas bangsa. Sinergisitas antarperusahaan tersebut
diharapkan mampu memberikan inovasi. Kini MITI sedang mengembangkan inovasinya
dalam dunia kesehatan. Membuat baju kalkulus, Electrical Capacitive cancer
Treatment (ECCT), yakni baju yang dibuat dengan memanipulasi batas integral
yang dapat mendeteksi bahkan melelehkan sel kanker di dalam tubuh.
Menurut Dr. Warsito, “It’s not an investment, it’s a challenge, if
you got an idea, you are the one bound to prove it. A man is a contribution.
What will yours be?” sehingga sudah menjadi kewajiban kita untuk memberikan
kontribusi terbaik bagi bangsa ini. Ia juga memberikan kiat khusus agar kita
sebagai pemuda Indonesia yang tercerahkan mampu melakukan kontribusi terbaik.
Adapun hal yang dilakukan agar bisa berkontribusi :
- Keinginan tak tergoyahkan
- Kontribusi yang jelas
- Selesaikan PR
- Bersiaplah untuk yang pertama berkorban
Tidak ada komentar:
Posting Komentar