Selasa, 31 Juli 2012

Syumuliatul Islam


Syumuliatul Islam menurut Drs. Musholli merupakan pencapaian paripurna dalam upaya penerapan Rukun Iman, Rukun Islam, dan Rukun Ihsan. Ketiganya merupakan aspek yang berkaitan satu sama lainnya untuk menjalankan Islam secara kaffah atau menyeluruh. Rukun Iman dapat diibaratkan sebagai pondasi, Rukun Islam diibaratkan sebagai bangunan, sedangkan Ihsan hadir sebagai atapnya.
Tegaknya Islam amat tergantung pada kualitas pondasi seseorang. Sama seperti konsep pondasi pada bangunan, seperti itu pula lah konsep pondasi dalam keimanan. Semakin dalam pondasi keimanan seseorang maka bisa dipastikan semakin tinggi pula amal keislaman yang bisa dibangun sebagai bangunan di atasnya. Bangunan yang dibangun di atas pondasi itu merupakan amalan-amalan yang mengingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Sedangkan ihsan sebagai atap adalah pelindung bangunan dari hal-hal yang menyebabkan kerusakan bangunan. Oleh karena itu ihsan berfungsi melindungi diri seorang muslim agar hidupnya senantiasa dihiasi perbuatan baik yang berkualitas.

Ihsan merupakan sesuatu yang harus selalu dikedepankan dalam menjalankan berbagai perintahNya dan upaya menghamba padaNya melalui Islam. Islam diupayakan sebagai manhaj yang komprehensif. Islam mencakup seluruh aspek kehidupan manusia dalam berbagai dimensi. Baik dari segi sepanjang hayat manusia, kehidupan sehari-hari, dan berbagai kebutuhan ruhiyah, akal, jasadiyah dll.
Tak hanya sebagai manhaj yang komprehensif, Islam juga harus dimaknai sebagai manhaj yang seimbang. Manhaj yang seimbang yaitu keseimbangan antara ruh dan jasad, akal dan qalbu, dunia dan akhirat, dengan kata lain Islam merupakan manhaj yang bersifat tengah-tengah (moderat).Islam juga harus dimaknai sebagai manhaj yang memudahkan karena Islam selalu memberi keringanan dan kemudahan bagi umatnya.
Islam merupakan integral ilmu yang menghubungkan Allah sebagai Rabb kepada manusia (muslim) sebagai hambaNya. Sains dan Al quran merupakan kesatuan integral ilmu yang menghubungkan pencipta dengan makhluknya. Sains dan Al Quran saling melengkapi melalui berbagai kajian empiris, inspirator/ isyarat, dan kajian komprehensif. Sedangkan muslim untuk menuju muslim sejati membutuhkan Al Quran yang kemudian distabilisatori oleh maintenance dengan kekuatan berupa konsepsional dan moral. Tak hanya Al Quran, sains ikut memiliki andil dalam integral ilmu selanjutnya. Muslim melalui sains akan mengalami dinamisasi dan melakukan development. Pengembangan tersebut dilakukan dengn operasional dan struktural.
Dengan demikian seorang muslim diharapkan mampu menjalankan islam secara menyeluruh dengan memperhatikan Islam sebagai pedoman yang menyeluruh, moderat, dan memudahkan bagi pemeluknya. (Materi ini disampaikan oleh Dr. Musholli di National Leadership Camp PPSDMS NF Angkatan 6)

Tidak ada komentar: