Selasa, 31 Juli 2012

Sepak Bola dan Martabat Indonesia


Sepak bola dianggap mampu menunjukkan bentuk unjuk nasionalisme bangsa ini. Ketika Tim Nasional Indonesia bertanding contohnya, puluhan ribu masyarakat indonesia akan memiliki antusias luar biasa untuk melihat langsung pertandingan tersebut dengan membawa berbagai atribut keindonesiaan mereka, tak hanya itu, ratusan juta pasang mata juga siap duduk di depan layar kaca untuk melihat jagoan nasional mereka bertanding mempertahankan harga diri bangsa. Belum lagi saat menyanyikan lagu kebangsaan, menurut Farid Rahman, tak akan ada kumpulan orang dalam jumlah yang banyak dan berlatar belakang berbeda-beda menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan bersamaan kecuali dalam ritual sepak bola. Dari sini ia menyimpulkan bahwa sepak bola juga dapat mempersatukan rakyat Indonesia.
Rasanya tak akan ada habisnya jika kita membahas persoalan sepakbola Indonesia. Begitu banyak permasalahan fenomenal yang mengguncang PSSI sebagai lembaga resmi yang mengakomodir segala bentuk kebutuhan persepakbolaan Indonesia. Hampir 20 tahun PSSI seperti tidak terurus, saat ini sudah ada tujuh gugatan dari pengadilan internasional untuk PSSI. Belum lagi masalah atas kepemimpinan pemimpin sebelumnya yang dianggap sama sekali tak membawa perubahan bagi PSSI.

Tak hanya permasalahan kepemimpinan, masalah pendanaan persepakbolaan Indonesia juga menjadi momok utama dalam menambah daftar panjang penyebab kebobrokan bangsa ini. Di suatu daerah di Indonesia, APBD untuk sepakbola daerah mereka bisa mencapai 67% dari total APBD yang dikeluarkan, tentu saja hal ini menjadi ironi. Di saat daerah mereka membutuhkan berbagai subsidi untuk pendidikan, kesehatan, dan pembangunan, alokasi dana justru diperbesar untuk klub sepakbola mereka. Tak berhenti sampai sana, biaya triliyunan yang dikeluarkan tersebut ternyata tidak menghasilkan prestasi yang sebanding dengan dana yang dikeluarkan justru membawa kepada ketidak-fairplay­-an berbagai elemen dalam mengadakan pertandingan.
Adanya dualisme kepemimpinan di PSSI pada sebelum masa reformasi PSSI baru-baru ini, membuat banyak permasalahan dan ketidakmajuan persepakbolaan Indonesia. Dengan adanya reformasi PSSI diharapkan mampu membuat wajah baru PSSI, tak hanya di Indonesia, tetapi juga di mata dunia. Namun meski adanya reformasi tak lantas membuat pesepakbolaan Indonesia bersih dari masalah. Adanya dua liga yang hadir dalam dunia persepakbolaan Indonesia, membuat Indonesia hidup dalam kebimbangan.
Di luar itu, reformasi PSSI diharapkan mampu membawa perubahan. Adapun hal konkret yang sedang diusahakan PSSI adalah proyek Sport Science  yang bekerja sama dengan Australia, serta peningkatan standar klub yang sebelumnya dibiayai APBD menjadi PT yang membutuhkan sponsor. Juga adanya transparansi atas berbagai aspek keuangan yang dimiliki PSSI dan fairness yang dijunjung tinggi sebagai keutamaan dalam sebuah pertandingan.
Farid Rahman mengungkapkan jika berbagai hal yang diungkapkannya dalam kesempatan tersebut adalah hal-hal yang selama ini justru tidak di-blow up media. Sehingga ia berharap besar bagi peserta PPSDMS agar ada yang bersedia memasuki ranah yang kini ia geluti untuk membantunya memperbaiki kondisi PSSI demi persepakbolaan Indonesia yang lebih baik(Materi ini disampaikan oleh Farid Rahman, Wakil Ketua Umum PSSI, di National Leadership Camp PPSDMS NF Angkatan 6)

Tidak ada komentar: