Sepak bola dianggap mampu menunjukkan bentuk unjuk nasionalisme bangsa
ini. Ketika Tim Nasional Indonesia bertanding contohnya, puluhan ribu
masyarakat indonesia akan memiliki antusias luar biasa untuk melihat langsung
pertandingan tersebut dengan membawa berbagai atribut keindonesiaan mereka, tak
hanya itu, ratusan juta pasang mata juga siap duduk di depan layar kaca untuk
melihat jagoan nasional mereka bertanding mempertahankan harga diri bangsa.
Belum lagi saat menyanyikan lagu kebangsaan, menurut Farid Rahman, tak akan ada
kumpulan orang dalam jumlah yang banyak dan berlatar belakang berbeda-beda
menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan bersamaan kecuali dalam
ritual sepak bola. Dari sini ia menyimpulkan bahwa sepak bola juga dapat
mempersatukan rakyat Indonesia.
Rasanya tak akan ada habisnya jika kita membahas persoalan sepakbola
Indonesia. Begitu banyak permasalahan fenomenal yang mengguncang PSSI sebagai
lembaga resmi yang mengakomodir segala bentuk kebutuhan persepakbolaan
Indonesia. Hampir 20 tahun PSSI seperti tidak terurus, saat ini sudah ada tujuh
gugatan dari pengadilan internasional untuk PSSI. Belum lagi masalah atas
kepemimpinan pemimpin sebelumnya yang dianggap sama sekali tak membawa
perubahan bagi PSSI.
Tak hanya permasalahan kepemimpinan, masalah pendanaan persepakbolaan
Indonesia juga menjadi momok utama dalam menambah daftar panjang penyebab kebobrokan
bangsa ini. Di suatu daerah di Indonesia, APBD untuk sepakbola daerah mereka
bisa mencapai 67% dari total APBD yang dikeluarkan, tentu saja hal ini menjadi
ironi. Di saat daerah mereka membutuhkan berbagai subsidi untuk pendidikan,
kesehatan, dan pembangunan, alokasi dana justru diperbesar untuk klub sepakbola
mereka. Tak berhenti sampai sana, biaya triliyunan yang dikeluarkan tersebut
ternyata tidak menghasilkan prestasi yang sebanding dengan dana yang
dikeluarkan justru membawa kepada ketidak-fairplay-an berbagai elemen
dalam mengadakan pertandingan.
Adanya dualisme kepemimpinan di PSSI pada sebelum masa reformasi PSSI
baru-baru ini, membuat banyak permasalahan dan ketidakmajuan persepakbolaan
Indonesia. Dengan adanya reformasi PSSI diharapkan mampu membuat wajah baru
PSSI, tak hanya di Indonesia, tetapi juga di mata dunia. Namun meski adanya
reformasi tak lantas membuat pesepakbolaan Indonesia bersih dari masalah.
Adanya dua liga yang hadir dalam dunia persepakbolaan Indonesia, membuat
Indonesia hidup dalam kebimbangan.
Di luar itu, reformasi PSSI diharapkan mampu membawa perubahan. Adapun
hal konkret yang sedang diusahakan PSSI adalah proyek Sport Science yang bekerja sama dengan Australia, serta
peningkatan standar klub yang sebelumnya dibiayai APBD menjadi PT yang
membutuhkan sponsor. Juga adanya transparansi atas berbagai aspek keuangan yang
dimiliki PSSI dan fairness yang dijunjung tinggi sebagai keutamaan dalam
sebuah pertandingan.
Farid Rahman
mengungkapkan jika berbagai hal yang diungkapkannya dalam kesempatan tersebut
adalah hal-hal yang selama ini justru tidak di-blow up media. Sehingga
ia berharap besar bagi peserta PPSDMS agar ada yang bersedia memasuki ranah
yang kini ia geluti untuk membantunya memperbaiki kondisi PSSI demi
persepakbolaan Indonesia yang lebih baik. (Materi ini disampaikan oleh Farid Rahman, Wakil Ketua Umum PSSI, di National Leadership Camp PPSDMS NF Angkatan 6)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar