Ustadz Muholli, Kamis/ 15 November 2012/ 05.00—07.00
Sesungguhnya orang-orang yang
mengatahan : “Tuhan Kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian
mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan :”Janganlah
kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah
yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam
kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan
dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan
(bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. Fussilat:
30—32)
Ayat di atas berbicara bahwa
orang-orang yang istiqomah berusaha tetap berpendirian dalam keislaman,
keimanan, dan keikhlasannya karena meyakini kepastian dan kebenaran janji
Allah. Namun yang jadi permasalahan pada dimensi saat ini adalah tidak bisa
kita melihat dan merasakan hal-hal yang gaib sehingga tidak semua jiwa mampu
menggapainya. Manusia amat cenderung pada sesuatu yang nyata apalagi hal itu
mendatangkan suatu keuntungan yang dekat. Oleh karena itulah, bagi kaum
muslimin rukun iman menjadi suatu pondasi, dasar berpijak dalam membangun
keislaman kita. Hal inilah yang membuat kita meyakini dimensi yang berbeda yang
harus kita yakini.
Manusia begitu kuat menerima tarikan
bumi berupa hawa nafsu yang berkoalisi dengan syaitan. Koalisi itu menghasilkan
perilaku-perilaku buruk. Hadirlah petunjuk berupa Al Quran yang sesuai dengan
akal. Manusia yang berakal baik akan berusaha memahami petunjuk ini hingga
terciptalah koalisi yang baik. Maka dari itu jangan pernah kita
membentur-benturkan antara akal dengan petunjuk. Ada sebahian fikroh atau
pendapat yang membentur-benturkan akal dengan petunjuk. Jelas ini sangat
berbahaya karena dalam sistem organisasinya seorang tidak mampu lagi
menggunakan akal dengan baik dan kehilangan kekritisannya maka akan melakukan
kegiatan-kegiatan mulia yang dianggap mulia tetapi ternyata keluar jauh dari
koridor syariat. Seseorang itu pada dasarnya memiliki substansi pada jiwanya
sehingga yang istiqomah adalah jiwanya. Sedangkan fisik hanyalah casing yang
memiliki hak untuk juga ditunaikan. Agama kita jelas mengatur seluruh hak yang
ada, baik jiwa maupun fisik.
Janji Allah itu pasti benar.
Masalahnya adalah kesenjangan kita terhadap keimanan kita akan janji Allah itu
karena kita terlalu memperturutkan tarikan berupa sesuatu yang nyata. Bicara
tentang surga dan neraka, itu adalah sesuatu yang tak terlihat. Tetapi jiwa
kita luar biasa, karena mampu melihat sesuatu yang tidak diyakini orang lain.
Hal ini tentu saja karena jiwa kita harus terpelihara. Tiap orang bisa
melakukan itu karena Allah telah memberikan kemampuan itu. Hal ini bisa kita dapatkan
ketika solat. Solatlah dengan khusyuk sehingga kita bisa merasakan jiwa kita
terpelihara karena kelapangan. Insya Allah jika hati kita terpelihara, segala
penyakit hati akan jauh dari hati kita ini. Ketika penyakit hati mulai
mendekat, kita bisa mengubahnya menjadi hal-hal yang baik. Setelah semua itu
dilakukan dengan konsisten maka yakinlah janji Allah pasti akan ditunaikan.
Adapun janji Allah tersebut adalah
Allah menjanjikan malaikat yang akan turun dengan mengabarkan kabar gembira
berupa janji akan surga. Untuk mencapai itu maka diperluakanlah pemahaman yang
komprehensif dalam segala aspek dan paradigma berislam. Salah satunya dalah
mengetahui dan mempelajari islam secara menyeluruh. Syumuliatul Islam menurut
Drs. Musholli merupakan pencapaian paripurna dalam upaya penerapan Rukun Iman,
Rukun Islam, dan Rukun Ihsan. Ketiganya merupakan aspek yang berkaitan satu
sama lainnya untuk menjalankan Islam secara kaffah atau menyeluruh.
Rukun Iman dapat diibaratkan sebagai pondasi, Rukun Islam diibaratkan sebagai
bangunan, sedangkan Ihsan hadir sebagai atapnya.
Tegaknya Islam amat tergantung pada
kualitas pondasi seseorang. Sama seperti konsep pondasi pada bangunan, seperti
itu pula lah konsep pondasi dalam keimanan. Semakin dalam pondasi keimanan
seseorang maka bisa dipastikan semakin tinggi pula amal keislaman yang bisa
dibangun sebagai bangunan di atasnya. Bangunan yang dibangun di atas pondasi
itu merupakan amalan-amalan yang mengingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
Sedangkan ihsan sebagai atap adalah pelindung bangunan dari hal-hal yang
menyebabkan kerusakan bangunan. Oleh karena itu ihsan berfungsi melindungi diri
seorang muslim agar hidupnya senantiasa dihiasi perbuatan baik yang
berkualitas.
Ihsan merupakan sesuatu yang harus
selalu dikedepankan dalam menjalankan berbagai perintahNya dan upaya menghamba
padaNya melalui Islam. Islam diupayakan sebagai manhaj yang komprehensif. Islam
mencakup seluruh aspek kehidupan manusia dalam berbagai dimensi. Baik dari segi
sepanjang hayat manusia, kehidupan sehari-hari, dan berbagai kebutuhan ruhiyah,
akal, jasadiyah dll.
Tak hanya sebagai manhaj yang
komprehensif, Islam juga harus dimaknai sebagai manhaj yang seimbang. Manhaj
yang seimbang yaitu keseimbangan antara ruh dan jasad, akal dan qalbu, dunia
dan akhirat, dengan kata lain Islam merupakan manhaj yang bersifat
tengah-tengah (moderat).Islam juga harus dimaknai sebagai manhaj yang
memudahkan karena Islam selalu memberi keringanan dan kemudahan bagi umatnya.
Islam merupakan integral ilmu yang menghubungkan Allah sebagai
Rabb kepada manusia (muslim) sebagai hambaNya. Sains dan Al quran merupakan
kesatuan integral ilmu yang menghubungkan pencipta dengan makhluknya. Sains dan
Al Quran saling melengkapi melalui berbagai kajian empiris, inspirator/
isyarat, dan kajian komprehensif. Sedangkan muslim untuk menuju muslim sejati
membutuhkan Al Quran yang kemudian distabilisatori oleh maintenance dengan kekuatan berupa konsepsional dan moral. Tak hanya Al
Quran, sains ikut memiliki andil dalam integral ilmu selanjutnya. Muslim
melalui sains akan mengalami dinamisasi dan melakukan development. Pengembangan tersebut dilakukan dengn
operasional dan struktural. Dengan demikian seorang muslim diharapkan mampu
menjalankan islam secara menyeluruh dengan memperhatikan Islam sebagai pedoman
yang menyeluruh, moderat, dan memudahkan bagi pemeluknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar