Sabtu, 15 Januari 2011

Sebuah Pemaknaan


Agaknya syetan sedang riang bertepuk tangan dan berpesta karena telah mengacaukan hatiku beberapa hari ini. Yap, mereka berhasil, tapi saya bersumpah mereka tak akan lama berpesta di sana untuk meneruskan euforia keberhasilannya.

Ya Rabb, inilah yang aku khawatirkan selama ini, lindungi hamba dalam naunganMu ya Rabb…

Begitulah teman-teman, akhir-akhir ini begitu banyak ujian datang silih berganti, namun kerap kali kesabaran berloncatan hilang dari diri ini (jangan dicontoh ya!).  Allah menguji kita selalu di tempat yang merupakan titik terlemah kita, dan Dia berharap kita mampu menjadi kuat dengan ujianNya itu. Bukan malah berputus asa dan menyerah dengan keadaan. Karena ujian Allah itu datang sepaket dengan solusinya. Tapi mungkin akan ada banyak variabel bebas  yang membuat kita tak lulus-lulus dari ujian itu dan terus saja mendapatkan ujian di titik yang sama –setidaknya itulah yang sempat saya rasakan.

                Diawali dengan kurangnya perencanaan saat memasuki tahapan perkuliahan membuat saya menjadi seorang ‘pengangguran’, belum lagi harus menghadapi kenyataan pahit bahwa dunia perkuliahan itu amatlah  ‘kejam’ –pandangan awal. Namun saya terselamatkan, karena Allah memberi atau bahkan menghujani berbagai solusi dari permasalahan itu. Dia mengirimkan banyak orang hebat berseliweran selama satu semester ini di depan mata saya dan cukup membuat saya malu dengan kenyataan saya terlalu kerdil memandang dunia perkuliahan. Solusi-solusi lainnya pun datang dariNya dengan begitu saja tanpa saya jemput.  Satu semester saya menikmati masa ini karena semua begitu amat dimudahkan dan seolah-olah hidup saya teramat indah karena tanpa masalah (masalah besar yang cukup menguras batin).
                Belakangan saya sedikit merenungi itu semua, justru satu semester yang saya habiskan –merasa tanpa masalah- adalah masaah itu sendiri. Kini, ketika menghadapi semester selanjutnya, masalah bertubi-tubi hadir dan menguras persediaan air mata untuk sekedar berusaha tegar menghadapinya. Ya, seharusnya saya bisa mengambil hikmah bahwa Allah sedang mengistirahatkan saya sejenak untuk menguatkan fisik maupun mental saya selama awal perkuliahan. Namun saya terlalu terlena dengan segala pemberianNya tanpa memiliki waktu untuk sejenak berpikir hikmah dibalik itu semua.
                Pendewasaan diri pun hadir di setiap jenjang pendidikan yang saya lalui, ujian yang hadir pun seolah mengikuti naiknya jenjang pendidikan itu. Setumpuk permasalahan yang menghadang di depan adalah bukti nyata bahwa Allah masih sayang dan berusaha menguatkan saya dengan berbagai ujianNya. Meski kini baru saya  sadari, masalah yang datang sepaket solusi tak bisa hanya sekedar ditunggu. Tapi menjadi wajib untuk kita menjemput solusi-solusi itu dengan menciptakan berbagai ikhtiar dan doa.
                Semoga perenungan ini mampu memberi banyak pelajaran dan menjadi sebuah pengalaman yang nantinya tak akan lagi terulang di perjalanan hidup saya.

                Ya Rabbana, andai hikmah ada di depan masalah, aku yakin tak akan ada pelajaran hidup yang indah…Ya Rabbana, andai penyesalan ada di depan lembar perjalanan hidup, aku yakin tak ada kebermanfaatan dalam hidupku… Ya Rabbana, lembutkanlah hatiku dan penuhilah ia dengan berbagai kesabaran dan keikhlasan dalam menghadapi berbagai ujianMu  yang menguatkan… Ya Rabbana, bantu aku menjadi hambaMu yang istiqomah dan bermanfaat bagi orang banyak… Ya Rabbana, karena tanpa ridho dan barakahMu, aku tak mampu berdiri mengharap nikmatMu…

Tidak ada komentar: