Jumat, 21 Juni 2013/ Pkl. 05.00—07.00
Perbaikilah diri kita kemudian
perbaiki diri yang lain
"Apakah kamu menyuruh manusia supaya
mengerjakan kebaikan sedang kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca
Al-Kitab, maka tidakkah kamu berpikir?“ (QS. Al Baqarah : 44). Rasulullah saw.
bersabda yang artinya," Tidak dapat bergeser kaki seorang hamba pada hari
Kiamat, sehingga ia ditanya tentang empat perkara: Tentang umurnya dalam hal
apa ia habiskan?, tentang masa mudanya, untuk apa ia gunakan?, tentang
hartanya, darimana ia dapatkan dan kemana ia belanjakan? dan tentang ilmunya,
apakah ia telah mengamalkannya?“( H.R. Thabrani). Begitu banyak ayat dalam
Quran yang memerintahkan kita untuk memperbaiki diri sendiri dulu sebelum
memperbaiki orang lain.
Dalam sebuah kepemimpinan terdapat aturan yang
harus dipenuhi dan terdapat dalam diri seorang pemimpin. Adapun rukun dan
sukses kepemimpinan membutuhkan taaruf (saling mengenal), ta’aluf ( saling
bersatu dan mencintai), tafahum (saling memahami), tafaqud dan ri’ayah ( saling
menjaga dan saling terkait), taawun (saling membantu dalam menjalankan perintah
Allah, meninggalkan kemunkaran dan kemaksiatan, kebaikan dan aktivitas individu
atau organisasi), serta tanashur (saling menolong atau membela). Selain itu
kepemimpinan juga membutuhkan al-fahmu al-daqiq (pemahaman yang rinci terhadap
islam dan organisasi), al-imanu al-amiq (keimanan yang dalam kepada allah), al-hubbu al-wastiq (kecintaan
yang kokoh), al-wa’yu al-kaamil (kesadaran
yang sempurna), al-‘amalu mutawashil (kerja yang kontinyu), pembatasan sasaran &
kejelasan pandangan, memakai sarana yang konstitusional
(sesuai syar’i), dan keyakinan penuh terhadap pertolongan Allah.
Adapun model kepemimpinan yang dibawa dalam
kepemimpinan Muhammad adalah Prophetic Leadership, people
development, dan result leadership yang kemudian ketiga hal tersebut
menjadi fokus utama. Titik tolak dan metode perubahan yang dilakukan oleh
Muhammad dalam membangun kembali masyarakat baru di kota Madinah adalah dengan
kesatuan visi dan orientasi hidup (dengan langkah membangun masjid), semangat
persatuan dan solidaritas (mempersaudarakan muhajirin dan anshar), kemandirian
dalam bidang ekonomi (membangun pasar muslim yang dipisah dari pasar yahudi)
dan
kedaulatan politik ummat (perjanjian madinah).
Pemimpin penggembala, menggembalakan kambing
adalah sebuah profesi yang dilakukan oleh semua nabi dan rasul, Rasulullah
pernah bersadba “Tidak ada Nabi yang tidak pernah menggembala”. Menggembala
kambing sebelum diberi tugas risalah bukanlah skenario kebetulan melainkan
skenario Allah berupa hikmah ilahiyah. Melalui menggembala terdapat fase
pendidikan kejiwaan bagi para nabi sebelum berdakwah serta proses perenungan
dalam membentuk aqidah dalam diri sehingga siap secara fisik dalam menerima
ilahiyah. Adapun tiga tugas inti pemimpin penggembala adalah mempimpin kawanan
mencari makanan demi tujuan yang diharapkan, menjaga kawanan dalam kesatuan
yang utuh dan rukun, memenuhi kebutuhan anggota kelompok, mengenalinya, dan
memberi nama setiap domba serta merawat dan mengurus hewan.
Pemimpin penggembala juga menunjukkan arah
kepada kawanan ternak hingga 30 km/ hari. Anak kambing akan mengikuti induknya.
Domba liar dewasa yang hidup dalam kelompok mengikuti domba jantan yang berkuasa. Domba dapat bersifat
patuh bisa dijinakkan dan diajari mengikuti pemimpin manusia bukan domba
jantan. Membawa anjing guna melindungi kawanan domba bukan untuk
menakut-nakuti. Pemimpin penggembala menjaga keutuhan dan persatuan, karena
keutuhan kawanan sangatlah penting bagi keamanan, kepergian satu domba saja
dapat melemahkan kekuatan gabungan, sehingga penggembala harus menjaga
kerukunan, membimbing kawanan memulai perjalanan dan membawa pulang hingga
selamat.Ppemimpin penggembala haruslah menjaga keamanan dan keselamatan domba
yang digembalakannya dalam menghadapi bahaya, dari terbakar kepanasan dan
menggigil kedinginan, serta menguasai kecakapan kepemimpinan.
Seorang penggembala tidak hanya berjalan di
depan tetapi juga di tengah dan di belakang. Bersikap Ing Ngarso Sung
Tulodo- Ing madyo Mangun Karso- Tut Wuri Handayani. Kepemimpinan
dilaksanakan di depan dan dalam kepemimpinan, teladan adalah segalanya. Seorang
penggembala yang baik menghadapi tiga lingkaran interaktif kebutuhan yang ada
di semua kelompok manusia pada segala zaman dalam sejarah, mencapai tujuan
bersama, bersatu dalam kesatuan kerja, dan memenuhi kebutuhan individu yang
dibawa ke dalam kelompok. Penggembala yang baik memperhatikan kesejahteraan
orang bukan mencari keuntungan dari orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar