Selasa, 30 Juli 2013

Sang Penggembala Nabi Muhammad SAW

Bachtiar Firdaus
Jumat, 21 Juni 2013/ Pkl. 05.00—07.00


Perbaikilah diri kita kemudian perbaiki diri yang lain

"Apakah kamu menyuruh manusia supaya mengerjakan kebaikan sedang kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca Al-Kitab, maka tidakkah kamu berpikir?“ (QS. Al Baqarah : 44). Rasulullah saw. bersabda yang artinya," Tidak dapat bergeser kaki seorang hamba pada hari Kiamat, sehingga ia ditanya tentang empat perkara: Tentang umurnya dalam hal apa ia habiskan?, tentang masa mudanya, untuk apa ia gunakan?, tentang hartanya, darimana ia dapatkan dan kemana ia belanjakan? dan tentang ilmunya, apakah ia telah mengamalkannya?“( H.R. Thabrani). Begitu banyak ayat dalam Quran yang memerintahkan kita untuk memperbaiki diri sendiri dulu sebelum memperbaiki orang lain.
Dalam sebuah kepemimpinan terdapat aturan yang harus dipenuhi dan terdapat dalam diri seorang pemimpin. Adapun rukun dan sukses kepemimpinan membutuhkan taaruf (saling mengenal), ta’aluf ( saling bersatu dan mencintai), tafahum (saling memahami), tafaqud dan ri’ayah ( saling menjaga dan saling terkait), taawun (saling membantu dalam menjalankan perintah Allah, meninggalkan kemunkaran dan kemaksiatan, kebaikan dan aktivitas individu atau organisasi), serta tanashur (saling menolong atau membela). Selain itu kepemimpinan juga membutuhkan al-fahmu al-daqiq (pemahaman yang rinci terhadap islam dan organisasi), al-imanu al-amiq (keimanan yang dalam kepada allah), al-hubbu al-wastiq (kecintaan yang kokoh), al-wa’yu al-kaamil (kesadaran yang sempurna), al-‘amalu mutawashil (kerja yang kontinyu), pembatasan sasaran & kejelasan pandangan, memakai sarana yang konstitusional (sesuai syar’i), dan keyakinan penuh terhadap pertolongan Allah.

Adapun model kepemimpinan yang dibawa dalam kepemimpinan Muhammad adalah Prophetic Leadership, people development, dan result leadership yang kemudian ketiga hal tersebut menjadi fokus utama. Titik tolak dan metode perubahan yang dilakukan oleh Muhammad dalam membangun kembali masyarakat baru di kota Madinah adalah dengan kesatuan visi dan orientasi hidup (dengan langkah membangun masjid), semangat persatuan dan solidaritas (mempersaudarakan muhajirin dan anshar), kemandirian dalam bidang ekonomi (membangun pasar muslim yang dipisah dari pasar yahudi) dan
kedaulatan politik ummat (perjanjian madinah).
Pemimpin penggembala, menggembalakan kambing adalah sebuah profesi yang dilakukan oleh semua nabi dan rasul, Rasulullah pernah bersadba “Tidak ada Nabi yang tidak pernah menggembala”. Menggembala kambing sebelum diberi tugas risalah bukanlah skenario kebetulan melainkan skenario Allah berupa hikmah ilahiyah. Melalui menggembala terdapat fase pendidikan kejiwaan bagi para nabi sebelum berdakwah serta proses perenungan dalam membentuk aqidah dalam diri sehingga siap secara fisik dalam menerima ilahiyah. Adapun tiga tugas inti pemimpin penggembala adalah mempimpin kawanan mencari makanan demi tujuan yang diharapkan, menjaga kawanan dalam kesatuan yang utuh dan rukun, memenuhi kebutuhan anggota kelompok, mengenalinya, dan memberi nama setiap domba serta merawat dan mengurus hewan.
Pemimpin penggembala juga menunjukkan arah kepada kawanan ternak hingga 30 km/ hari. Anak kambing akan mengikuti induknya. Domba liar dewasa yang hidup dalam kelompok mengikuti domba  jantan yang berkuasa. Domba dapat bersifat patuh bisa dijinakkan dan diajari mengikuti pemimpin manusia bukan domba jantan. Membawa anjing guna melindungi kawanan domba bukan untuk menakut-nakuti. Pemimpin penggembala menjaga keutuhan dan persatuan, karena keutuhan kawanan sangatlah penting bagi keamanan, kepergian satu domba saja dapat melemahkan kekuatan gabungan, sehingga penggembala harus menjaga kerukunan, membimbing kawanan memulai perjalanan dan membawa pulang hingga selamat.Ppemimpin penggembala haruslah menjaga keamanan dan keselamatan domba yang digembalakannya dalam menghadapi bahaya, dari terbakar kepanasan dan menggigil kedinginan, serta menguasai kecakapan kepemimpinan.
Seorang penggembala tidak hanya berjalan di depan tetapi juga di tengah dan di belakang. Bersikap Ing Ngarso Sung Tulodo- Ing madyo Mangun Karso- Tut Wuri Handayani. Kepemimpinan dilaksanakan di depan dan dalam kepemimpinan, teladan adalah segalanya. Seorang penggembala yang baik menghadapi tiga lingkaran interaktif kebutuhan yang ada di semua kelompok manusia pada segala zaman dalam sejarah, mencapai tujuan bersama, bersatu dalam kesatuan kerja, dan memenuhi kebutuhan individu yang dibawa ke dalam kelompok. Penggembala yang baik memperhatikan kesejahteraan orang bukan mencari keuntungan dari orang.


Tidak ada komentar: