Rabu, 26 Juni 2013/ 20.00—22.00
Seorang muslim itu berada
diantara khauf (takut) dan Roja (harap) kepada Allah
Kondisi umat saat ini berada di titik nadir.
Namun sebenarnya hal ini bisa menjadi salah satu titik perubahan. Sayangnya
hingga saat ini belum ada yang mampu bangkit dan menciptakan perubahan. Guncangan
yang terjadi di negara-negara Islam sudah ada (arab Spring), dimulai dari Libya
hingga Turki. Belum juga ada titik perubahan signifikan. Indonesia juga
mengalami gejolak, sayangnya belum heroik.
Pada dasarnya, kepemimpinan bukan berarti
merangkul banyak pihak. Kepemimpinan itu pada hakikatnya memunculkan
musuh-musuh pemimpin itu sendiri. Jika kita melihat Turki, ia adalah negata
yang tidak terkena dampak dari krisis yang menggerogoti Eropa. Justru kini
malah PDBnya meningkat. Hal ini
memunculkan pemberontakan di atas ketidaksukaan pembela sekular terhadap
Erdogan. Erdogan adalah sesorang sosok yang mirip dengan tokoh Indonesia,
Jokowi. Erdogan memulai kepemimpinannya dari tingkatan bawah, walikota.
Kondisi umat saat ini sudah sangat njlimet
maka gencatan ssenjata menjadi hal yang sebaiknya dilakukan. Masa-masa seperti
ini pernah terjadi saat masa sahabat, yakni masa dimana Ustman menjadi korban
pembunuhan dan memunculkan perselisihan antara Ali dan Aisyah dalam Perang
Jamal. Banyak sahabat yang tidak ambil bagian dalam kondisi ini karena merasa
kedua kondisi atau pihak tersebut membuat bingung. Jika melihat kondisi ini,
Libya, Turki, dan beberapa fenomena Arab Spring lainnya maka semua jelas antara
kebenaran dan kebathilan. Berbeda dengan kondisi Syiria yang masih
membingungkan hingga saat ini.
Jika kita melihat kondisi Indonesia, berkaca pada
perjanjian Hudaibiyah yang merupakan bentuk penepatan janji atas perjanjian
terhadap orang kafir, begitu juga seharusnya yang harus diteladani dalam upaya
koalisi dengan Partai yang berkuasa di Indonesia. Rasulullah pernah bersabda
“Kerjakanlah apa yang kalian suka jika ttidak memiliki malu”. Hal ini membuat
kita harus berpikir dan menyadari bahwa sesungguhnya panglima hukum adalah
nurani. Hukum yang membuat adalah manusia tetapi kini kebanykan manusia juga
yang memiliki banyak akal untuk mengkadali hukum.
Jika melihat kemajuan zaman, saat ini justru yang
bangkit adalah negara Eropa karena memanfaatkan ilmu pengetahuan. Umat islam
masih belum bersahabat dengan ilmu pengetahuan. Hal yang menjadi permasalahan
utama bagi umat islam ada dua hal, yakni memahami konsepsi islam secara utuh
serta mengaplikasikan konsepsi islam dalam ruang dan waktu yang berubah-ubah.
Secara garis besar turunan dari permasalahan tersebut sangatlah banyak. Itulah
maka pemahaman haruslah mendahulukan amal. Hukum dari sesuatu itu sunnag tetapi
akan menjadi wajib jika ada hal yang mewajibkannya.
Maqasid syariah ada lima, yakni adama, jiwa,
akal, keturunan, dan harta. Ilmu menunjukkan pada suatukeyakinan sedangkan
ketiadaan ilmu menimbulkan keraguan yang memunculkan banyak hal/ menjadi
wilayah syubhat (banyak merusak) seperti yang dijelaskan dalam QS. Al Mujadilah
ayat 11. Ilmu merupakan kunci dalam mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Jika kita banyak mengetahui (ilmu) maka kita akan selamat karena banyak
menangis dan sedikit tertawa. Negara-negara lain saat inimaju karena ilmu
pengetahuan. Lihatlah Jepang dan Cina yang kini menguasai dunia karena ilmu
pengetahuan. Ilmu juga berusaha meng-encourage suatu amal. Sayangnya
banyak diantara kita yang tidak mengetahui sehingga banyak yang mengalami
kesengsaraan hidup di duni dan akhirat. Lebih utamanya ilmu karena ia menjaga
manusia dan melahirkan ruh yang kuat.
Adapun bahaya yang mengintai kita selain
kemalasan adalah lawan jenis. Manusia juga bisa berkelakuan layaknya syetan.
Seperti yang telah difirmankan Allah dalam QS. Al An’am ayat 112—116. Musuh
yang hak sudah pasti bathil maka jangan sampai kita menyalahkan konspirasi
karena sesungguhnya konspirasi bathil adalah menculasi yang hak. Oleh karena
itu, penting bagi da’I untuk menjada imunitasnya agar mampu melawan konspirasi
kebathilan. Nabi Yusuf adalah salah satu nabi yang diintai bahaya dengan lawan
jenis. Ia meminta pertolongan Allah dalam menghadapi Zulaikha. Jangan sampai
kita tertutup hatinya karena jeratan syetan berupa lawan jenis. Adapun yang
menjadi tanda-tanda terjerat lawan jenis adalah tertutup hatinya dan mudah GR
atau tertipu. Pendangan saja harus dijaga apalagi hati.
Begitu banyak dalil yang memberikan penjelasan
bahwa ilmu lebih utama sebelum amal. Fastabiqul khairat dalam ilmu dan amal
menjadi salah satu motivasi yang harusnya tertanam di hati seorang muslim.
Ketika ilmunya semakin tinggi maka kekuatan psikologisnya semakin besar dan
kedewasaan berpikirnya melebihi usianya, berani mengahadapi siapa saja. Islam
di atas basis ilmiah dan rasional sehingga yang memeluknya adalah orang-orang
yang berakal lalu beramal sesuai dengan rukun-rukun ibadahnya. Tidaklah
diberikan sesuatu oleh Allah kecuali sesuai dengan usahanya. Semoga banyak
dengan jumlah masif yang sedang mengusahakan kebangkitan dengan melawan rasa
malas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar