Selasa, 30 Juli 2013

Urgensi Ilmu Pengetahuan

Muhammad Ihsan
Rabu, 26 Juni 2013/ 20.00—22.00

Seorang muslim itu berada diantara khauf (takut) dan Roja (harap) kepada Allah

Kondisi umat saat ini berada di titik nadir. Namun sebenarnya hal ini bisa menjadi salah satu titik perubahan. Sayangnya hingga saat ini belum ada yang mampu bangkit dan menciptakan perubahan. Guncangan yang terjadi di negara-negara Islam sudah ada (arab Spring), dimulai dari Libya hingga Turki. Belum juga ada titik perubahan signifikan. Indonesia juga mengalami gejolak, sayangnya belum heroik.
Pada dasarnya, kepemimpinan bukan berarti merangkul banyak pihak. Kepemimpinan itu pada hakikatnya memunculkan musuh-musuh pemimpin itu sendiri. Jika kita melihat Turki, ia adalah negata yang tidak terkena dampak dari krisis yang menggerogoti Eropa. Justru kini malah PDBnya meningkat.  Hal ini memunculkan pemberontakan di atas ketidaksukaan pembela sekular terhadap Erdogan. Erdogan adalah sesorang sosok yang mirip dengan tokoh Indonesia, Jokowi. Erdogan memulai kepemimpinannya dari tingkatan bawah, walikota.

Kondisi umat saat ini sudah sangat njlimet maka gencatan ssenjata menjadi hal yang sebaiknya dilakukan. Masa-masa seperti ini pernah terjadi saat masa sahabat, yakni masa dimana Ustman menjadi korban pembunuhan dan memunculkan perselisihan antara Ali dan Aisyah dalam Perang Jamal. Banyak sahabat yang tidak ambil bagian dalam kondisi ini karena merasa kedua kondisi atau pihak tersebut membuat bingung. Jika melihat kondisi ini, Libya, Turki, dan beberapa fenomena Arab Spring lainnya maka semua jelas antara kebenaran dan kebathilan. Berbeda dengan kondisi Syiria yang masih membingungkan hingga saat ini.
Jika kita melihat kondisi Indonesia, berkaca pada perjanjian Hudaibiyah yang merupakan bentuk penepatan janji atas perjanjian terhadap orang kafir, begitu juga seharusnya yang harus diteladani dalam upaya koalisi dengan Partai yang berkuasa di Indonesia. Rasulullah pernah bersabda “Kerjakanlah apa yang kalian suka jika ttidak memiliki malu”. Hal ini membuat kita harus berpikir dan menyadari bahwa sesungguhnya panglima hukum adalah nurani. Hukum yang membuat adalah manusia tetapi kini kebanykan manusia juga yang memiliki banyak akal untuk mengkadali hukum.
Jika melihat kemajuan zaman, saat ini justru yang bangkit adalah negara Eropa karena memanfaatkan ilmu pengetahuan. Umat islam masih belum bersahabat dengan ilmu pengetahuan. Hal yang menjadi permasalahan utama bagi umat islam ada dua hal, yakni memahami konsepsi islam secara utuh serta mengaplikasikan konsepsi islam dalam ruang dan waktu yang berubah-ubah. Secara garis besar turunan dari permasalahan tersebut sangatlah banyak. Itulah maka pemahaman haruslah mendahulukan amal. Hukum dari sesuatu itu sunnag tetapi akan menjadi wajib jika ada hal yang mewajibkannya.
Maqasid syariah ada lima, yakni adama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Ilmu menunjukkan pada suatukeyakinan sedangkan ketiadaan ilmu menimbulkan keraguan yang memunculkan banyak hal/ menjadi wilayah syubhat (banyak merusak) seperti yang dijelaskan dalam QS. Al Mujadilah ayat 11. Ilmu merupakan kunci dalam mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Jika kita banyak mengetahui (ilmu) maka kita akan selamat karena banyak menangis dan sedikit tertawa. Negara-negara lain saat inimaju karena ilmu pengetahuan. Lihatlah Jepang dan Cina yang kini menguasai dunia karena ilmu pengetahuan. Ilmu juga berusaha meng-encourage suatu amal. Sayangnya banyak diantara kita yang tidak mengetahui sehingga banyak yang mengalami kesengsaraan hidup di duni dan akhirat. Lebih utamanya ilmu karena ia menjaga manusia dan melahirkan ruh yang kuat.
Adapun bahaya yang mengintai kita selain kemalasan adalah lawan jenis. Manusia juga bisa berkelakuan layaknya syetan. Seperti yang telah difirmankan Allah dalam QS. Al An’am ayat 112—116. Musuh yang hak sudah pasti bathil maka jangan sampai kita menyalahkan konspirasi karena sesungguhnya konspirasi bathil adalah menculasi yang hak. Oleh karena itu, penting bagi da’I untuk menjada imunitasnya agar mampu melawan konspirasi kebathilan. Nabi Yusuf adalah salah satu nabi yang diintai bahaya dengan lawan jenis. Ia meminta pertolongan Allah dalam menghadapi Zulaikha. Jangan sampai kita tertutup hatinya karena jeratan syetan berupa lawan jenis. Adapun yang menjadi tanda-tanda terjerat lawan jenis adalah tertutup hatinya dan mudah GR atau tertipu. Pendangan saja harus dijaga apalagi hati.

Begitu banyak dalil yang memberikan penjelasan bahwa ilmu lebih utama sebelum amal. Fastabiqul khairat dalam ilmu dan amal menjadi salah satu motivasi yang harusnya tertanam di hati seorang muslim. Ketika ilmunya semakin tinggi maka kekuatan psikologisnya semakin besar dan kedewasaan berpikirnya melebihi usianya, berani mengahadapi siapa saja. Islam di atas basis ilmiah dan rasional sehingga yang memeluknya adalah orang-orang yang berakal lalu beramal sesuai dengan rukun-rukun ibadahnya. Tidaklah diberikan sesuatu oleh Allah kecuali sesuai dengan usahanya. Semoga banyak dengan jumlah masif yang sedang mengusahakan kebangkitan dengan melawan rasa malas.

Tidak ada komentar: