Rabu, 08 Agustus 2012

Diskusi Pascakampus

Oleh  Awidya Santika Wijaya, Rabu 8 Agustus 2012


Kondisi idealis dan realistis sesungguhnya bisa seiring sejalan,
sehingga tak ada alasan untuk kalah dengan keadaan

Bang Awid, begitu ia biasa disapa, berkesempatan mengisi sesi Diskusi Pascakampus. Ia membagikan pengalaman dan pemahamannya mengenai kehidupan pascakampus yang kini sedang ia jalani. Tentu saja ia membagi pengalamannya bukan karena ia merasa kehidupan pascakampus telah berhasil dilakukannya dengan baik. Namun ia membagikan pengalaman atas apa yang telah ia jalani dalam dunia pascakampus. Menurutnya, bekerja kini telah menjadi sebuah tuntutan mutlak atau absolut. Namun sayangnya, kita dihadapkan pada kondisi yang cukup menantang. Kondisi dengan tingkat pengangguran di Indonesia yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara tetangga.
Adapun data yang bersumber dari Badan Pusat Statistik, terhitung dari jumlah 6,3% pengangguran yang ada di Indonesia, setengahnya adalah sarjana. Meskipun Indonesia telah mengalami berbagai fase ekonomi, namun struktur ekonominya tetap. Sehingga menyebabkan waktu tunggu kerja menjadi semakin lama. Akibatnya para sarjana justru terlalu lama menunggu waktu kerja sedangkan para pelamar kerja dengan tingkatan pendidikan rendah merasa lebih mudah terserap dalam dunia kerja.
Kini angkatan kerja di Indonesia mencapai 20 juta jiwa, namun lapangan pekerjaan yang tersedia tidak memadai atau tidak mampu menampung seluruh angkatan kerja tersebut. Di Indonesia, terdapat ketidaksinkronan antara studi dengan lapangan pekerjaan yang didapatkan. Mayoritas pekerjaan yang tersedia justru tidak sesuai dengan mayor pendidikan pekerjanya, sehingga kita melihat hal ini sangat fleksibel. Ini  terjadi karena tidak diikutinya pekerjaan dengan kemudahan sistem sehingga spesialis tidak menjadi benar-benar spesialis.
Di akhir sesinya, Bang Awid memberikan beberapa tips untuk mengatasi tantangan yang dihadapi tersebut. Adapun tipsnya antara lain :
1.       Selain mempelajari apa yang dipelajari di jurusan, silakan belajar ilmu lain (open mind)
2.       Carilah dan manfaatkan peluang yang terkadang justru tidak disadari
3.       Adanya keseimbangan aktivitas antara belajar, organisasi , dan kegiatan ilmiah.
Ketiga hal tersebut ketika mampu dijalankan maka akan membuat kita semakin siap menghadapi kondisi yang menjadi tantangan bagi para sarjana di masa pascakampusnya. Selain itu, Bang Awid juga menyarankan kita sebagai mahasiwa untuk semakin sering membuat tulisan, karena tulisan adalah bukti fisik dari cerminan diri. Tulisan juga merupakan penyampai ide yang dapat memperlihatkan bagaimana kualitas diri kita dalam masyarakat. Ia juga berpesan bahwa kondisi idealis dan realistis sesungguhnya bisa seiring sejalan, sehingga tak ada alasan untuk kalah dengan keadaan. Apapun keadaan yang menimpa kita baik dalam dunia kampus maupun masa sesudahnya merupakan kondisi idealis dan realistis yang seharusnya kita perjuangkan agar kita mampu mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan bermanfaatkan untuk orang lain.

Tidak ada komentar: