Kebanyakan
orang memulai dan mulai produktif menulis dari sebuah hobi
yang
berkembang menjadi sebuah kebiasaan
Menulis mungkin telah
menjadi sesuatu hal yang biasa dilakukan oleh mahasiswa. Mengingat aktivitas
ini telah menjadi sebuah kebiasaan untuk menumpahkan pemikiran dan wawasan yang
telah kita miliki. Setelah puas dengan seluruh tugas menulis yang dibebankan
dosen kepada kita sebagai mahasiswa, ada baiknya jika kita mulai meningkatkan
kapasitas menulis kita salah satunya adalah dengan mulai menulis di media
massa. Media massa merupakan salah satu pembentuk opini publik yang mampu
menggiring paradigma masyarakat. Oleh karena itu, menjadi penting untuk
mahasiswa agar mampu menghasilkan tulisan yang mampu menghiasi halaman di
berbagai media massa.
Hal penting yang harus
diingat ketika kita sudah mampu menulis untuk media massa adalah jangan pernah
terpengaruh dengan media-media besar yang dianggap menjadi mainstream. Menulislah
di media mana saja, baik media nasional maupun media yang ruang lingkupnya
belum terlalu besar. Saat ini, menulis di media massa bukanlah sesuatu
yang sulit. Bahkan orang-orang yang tak memiliki uang juga dapat menyumbangkan
ide atau pemikirannya untuk memberi pengaruh pada masyarakat lewat media.
Pada kesempatan kali ini,
Sapto Waluyo memberikan berbagai perbedaan media massa berdasarkan substansi,
format, gaya kepenulisan, dan aktualitasnya. Dimulai dari surat kabar, ia
memiliki substansi yang dapat dinikmati oleh kalangan luas dengan format
artikel/ berita/ feature/ opini populer. Surat kabar bergaya kepenulisan
straight to the point dengan aktualitas berita dengan jangka waktu
harian. Majalah umumnya ada yang
bersubstansi umum dan khusus dengan format feature/ investigasi
dilengkapi dengan gaya kepenulisan indepth story karena batasan halaman
yang cukup banyak dengan aktualitas pekanan/ bulanan. Sedangkan media online
memiliki substansi umum berupa artikel populer/ feature/ instan dengan
gaya kepenulisan instans news atau following news dilengkapi
dengan aktualitas yang dapat dinikmati dengan hitungan jam. Terakhir adalah
jurnal ilmiah, ia memiliki substansi pembahasan khusus/ akademis dengan format
artikel ilmiah/ paper dan gaya kepenuliisan ilmiah argumentatif,
dilengkapi dengan aktualitas jangka waktu bulanan, triwulan, semesteran, atau
bahkan tahunan.
Saat ini, angka penjualan
media massa cenderung menurun. Hal ini dikarenakan begitu banyaknya media
online yang dapat dilihat dan
diunduh kapan saja oleh para pembacanya dengan gratis. Sebuah media online bahkan dapat memuat berita dengan jumlah
ratusan berita tanpa batasan kertas penerbitan. Kemudahan inilah yang pada
akhirnya membuat media online cenderung diminati oleh pembacanya. Adapun
berita yang ditampilkan oleh pembaca merupakan buah karya seorang jurnalis. Dalam
media massa, seorang jurnalis berperan sebagai pembuat kerangka paradigma
publik, sehingga apa yang dituliskan oleh seorang jurnalis harus dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sangat dianjurkan bagi seorang jurnalis
untuk dapat memisahkan antara fakta dengan opini pribadinya, sehingga
objektivitas berita dalam media massa dapat dicapai dengan optimal.
Sedangkan bagi kita yang notabenenya bukan
merupakan seorang jurnalis namun memiliki kemampuan untuk menulis diharapkan
mampu untuk dapat menulis dengan konsisten. Kebanyakan orang memulai dan mulai
produktif menulis dari sebuah hobi yang berkembang menjadi sebuah kebiasaan.
Adapun tips yang dibagikan Sapto Waluyo untuk mengembangkan dan menembus
tulisan di media massa adalah dimulai dengan menulis, lalu kenali redaksi agar
tulisannya cocok dengan media tersebut, serta mulailah untuk memproduksi,
menyimpan, dan mengirimkan tulisan yang kita buat secara berkesinambungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar