Senin, 06 Agustus 2012

Training Jurnalistik “Keberagaman Jenis Artikel dan Target Penulisan”

Oleh Sapto Waluyo, Senin 6 Agustus 2012


Kebanyakan orang memulai dan mulai produktif menulis dari sebuah hobi
yang berkembang menjadi sebuah kebiasaan

Menulis mungkin telah menjadi sesuatu hal yang biasa dilakukan oleh mahasiswa. Mengingat aktivitas ini telah menjadi sebuah kebiasaan untuk menumpahkan pemikiran dan wawasan yang telah kita miliki. Setelah puas dengan seluruh tugas menulis yang dibebankan dosen kepada kita sebagai mahasiswa, ada baiknya jika kita mulai meningkatkan kapasitas menulis kita salah satunya adalah dengan mulai menulis di media massa. Media massa merupakan salah satu pembentuk opini publik yang mampu menggiring paradigma masyarakat. Oleh karena itu, menjadi penting untuk mahasiswa agar mampu menghasilkan tulisan yang mampu menghiasi halaman di berbagai media massa.
Hal penting yang harus diingat ketika kita sudah mampu menulis untuk media massa adalah jangan pernah terpengaruh dengan media-media besar yang dianggap menjadi mainstream. Menulislah di media mana saja, baik media nasional maupun media yang ruang lingkupnya belum terlalu besar. Saat ini, menulis di media massa bukanlah sesuatu yang sulit. Bahkan orang-orang yang tak memiliki uang juga dapat menyumbangkan ide atau pemikirannya untuk memberi pengaruh pada masyarakat lewat media.

Pada kesempatan kali ini, Sapto Waluyo memberikan berbagai perbedaan media massa berdasarkan substansi, format, gaya kepenulisan, dan aktualitasnya. Dimulai dari surat kabar, ia memiliki substansi yang dapat dinikmati oleh kalangan luas dengan format artikel/ berita/ feature/ opini populer. Surat kabar bergaya kepenulisan straight to the point dengan aktualitas berita dengan jangka waktu harian.  Majalah umumnya ada yang bersubstansi umum dan khusus dengan format feature/ investigasi dilengkapi dengan gaya kepenulisan indepth story karena batasan halaman yang cukup banyak dengan aktualitas pekanan/ bulanan. Sedangkan media online memiliki substansi umum berupa artikel populer/ feature/ instan dengan gaya kepenulisan instans news atau following news dilengkapi dengan aktualitas yang dapat dinikmati dengan hitungan jam. Terakhir adalah jurnal ilmiah, ia memiliki substansi pembahasan khusus/ akademis dengan format artikel ilmiah/ paper dan gaya kepenuliisan ilmiah argumentatif, dilengkapi dengan aktualitas jangka waktu bulanan, triwulan, semesteran, atau bahkan tahunan.
Saat ini, angka penjualan media massa cenderung menurun. Hal ini dikarenakan begitu banyaknya media online  yang dapat dilihat dan diunduh kapan saja oleh para pembacanya dengan gratis. Sebuah media online  bahkan dapat memuat berita dengan jumlah ratusan berita tanpa batasan kertas penerbitan. Kemudahan inilah yang pada akhirnya membuat media online cenderung diminati oleh pembacanya. Adapun berita yang ditampilkan oleh pembaca merupakan buah karya seorang jurnalis. Dalam media massa, seorang jurnalis berperan sebagai pembuat kerangka paradigma publik, sehingga apa yang dituliskan oleh seorang jurnalis harus dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sangat dianjurkan bagi seorang jurnalis untuk dapat memisahkan antara fakta dengan opini pribadinya, sehingga objektivitas berita dalam media massa dapat dicapai dengan optimal.
Sedangkan bagi kita yang notabenenya bukan merupakan seorang jurnalis namun memiliki kemampuan untuk menulis diharapkan mampu untuk dapat menulis dengan konsisten. Kebanyakan orang memulai dan mulai produktif menulis dari sebuah hobi yang berkembang menjadi sebuah kebiasaan. Adapun tips yang dibagikan Sapto Waluyo untuk mengembangkan dan menembus tulisan di media massa adalah dimulai dengan menulis, lalu kenali redaksi agar tulisannya cocok dengan media tersebut, serta mulailah untuk memproduksi, menyimpan, dan mengirimkan tulisan yang kita buat secara berkesinambungan.

Tidak ada komentar: