Sebagai
seorang mukmin hendaknya memperbanyak bekal, karena sebaik-baiknya bekal adalah
taqwa
La illaha ilallah adalah sebuah misi keilahian dari sejak masa
Nabi Adam, hanya saja syariat setiap nabi berbeda-beda. Adapun empat golongan
yang diberi kenikmatan oleh Allah adalah para nabi, shidiqinm syuhada, dan
shalihin.
Para Nabi, Shiddiqin, yaitu
orang yang membenarkan ajaran Allah. Jadilah orang pertama yang paling percaya
atas apa yang difirmankan oleh Allah, seperti apa yang telah dilakukan oleh Abu
Bakar saat peristiwa Isra Mi’raj. Membenarkan dan tidak ragu dengan syariat
Allah tanpa rasionalisasi. Syuhada, barang suapa yang mendirikan sunnah-sunnah
Rasul di tengah kerusakan umat maka ia mendapatan pahala 100 syahid. Orang yang
syahid, ruhnya tidak akan kembali ke alam ruh, tetapi langsung dimasukkan ke
dalam surga serta berhak memberikan kesempatan membawa 70 keluarganya, dan
kemudahan masuk surga tanpa hisab. Barang siapa yang mati namun seumur hidupnya
belum pernah meniatkan diri untuk mati syahid maka bisa saja ia mati dalam
keadaan jahiliyah atau kafir. Shalihin, yaitu dilengkapi ciri-ciri berupa
kedekatan intens kepada Allah, tidak ada kesombongan atas kekuatan dirinya
namun bergantung kepada Allah, serta terbantu dengan kekuatan doa.
Adapun doa itu bentuk
diterimanya bermacam-macam, bisa jadi saat itu juga dikabulkan oleh Allah,
ditunda hingga waktu yang tepat, atau di kabulkan ketika di akhirat nanti.
Jangan pernah malu untuk meminta kepada Allah. Mintalah dari sekarang,
sebanyak-banyaknya. Adapun syarat terkabulnya doa adalah
1. Syuratul ijabah,
memiliki respon yang cepat akan segala perintah Allah, tidak hanya saat butuh
saja
2. Percaya dan yakin
bahwa Allah akan mengabulkan doa kita.
Karena Allah sesuai dengan prasangka
hambaNya maka hendaknya kita selalu berhusnudzon kepada Allah.
Seorang mukmin hendaknya dapat memanfaatkan
Ramadhan dengan baik. Optimalisasi dapat dilakukan seorang mukmin ketika
ramadhan dengan melakukan mu’ahadah (kecendrungan mengikuti ajaran allah,
menjadi fitrah dengan janjinya kepada Allah seperti janjinya pada masa dulu di
alam ruh), muroqobah (selalu merasakan pengawasan Allah), Muhasabah (hendaknya
dilakukan setiap hari sebelum tidur, iman itu meningkat karena ketaqwaan kita
kepada Allah maka hisabah diri kita sebelum dihisab Allah), Muaqobah (menghukum
diri kita ketika bersalah, tentu saja dengan hukuman yang tidak berada di luar
kemampuan kita), dan Mujahadah (bagaimana kesungguhan kita berjihad atau berlelah-lelah).
Sebelum mengakhiri kuliah dhuha, Ustadzah Ivy berpesan agar kita sebagai
seorang mukmin hendaknya memperbanyak bekal, karena sebaik-baiknya bekal adalah
taqwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar