Selasa, 11 September 2012

Dialog Tokoh

Oleh Ali Kurt asal Turki, Selasa 11 September 2012


Dunia adaah daratan dan air sehingga diperlukan
treatment berbeda atas cara hidup yang berbeda.

Sekiranya kita belajar pada sejarah perkembangan Islam, Istanbul merupakan sebuah model perjuangan luar biasa pada tahun 1500an, kerajaan Turki Ustmani mengirimkan surat kepada Prancis karena beredarnya permainan yang sangat tidak bermanfaat. Hanya dengan sepucuk surat, Kerajaan Ustmaniyah mampu menyelesaikan permasalahan. Lalu bagaimana dengan kita saat ini? Mengapa justru sengketa terus berlangsung di Afghanistan, Palestine, Somaluia dll? Rasanya begitu banyak permasalahan yang tidak terselesaikan.
Islam adalah agama Tauhid. Rasulullah sudah mengatakan sejak awal bahwa Islam laksana sebuah tubuh maka ketika satu bagian tubuhnya merasa sakit, bagian tubuh lainnya juga akan merasakan sakit yang sama. Lalu kemanakah kita? Apakah terlalu silap dengan keadaan dunia? Seharusnya negara-negara Islam ibarat untaian tasbih yang saling terhubung. Jika kita melihat, Amerika yang terdiri atas 53 negara bagian saja tetap menggunakan nama Amerika, begitu juga Inggris. Lalu bagaimana dengan kita yang berdiri atas nama negara Islam? Tidak satupun negara hak veto adalah Islam. Hal ini karena kita telah kehilangan diri kita sendiri di mata dunia. Kehilangan persaudaraan kita satu sama lainnya.  Sesungguhnya jika kita hanya berdiri sebagai seorang individu maka kita hanya akan menjadi seorang pribadi. Namun jika kita bersatu tentuya akan lebih banyak kebermanfaata dan kekuatan yang dapat kita lakukan.

Rasulullah adalah seorang pemimpin segala hal, pendidik, pemerintah, pemimpin utama  yang mampu menaklukkan Mekkah dalam waktu sepuluh tahun. Saat membuat parit di perang Khandaq, Rasulullah memecahkan sebuah batu yang ketika batu itu dipecahkan terdapat api yang terpercik darinya. Di sana Rasulullah berkata bahwa ia melihat kekalahan di kerajaan merah. Dengan keimanan yang luar biasa, sahabat menyakini berita baik yang dilihat oleh Rasulullah itu. Jika kita berkaca pada keadaan saat ini, adakah pemimpin kita yang merupakan pilihan rakyat dan dipatuhi dengan kepatuhan luar biasa?
Keadaan umat Islam saat ini dicengkram oleh tiga permasalahan utama. Pertama, kebodohan. Hal inilah yang menghambat kemajuan umat Islam sehingga sangat diperlukan alternatif bacaan untuk dapat mengatasi kebodohan yang menjadi permasalahan umat ini. Kedua adalah kemiskinan, lebih dari tiga puluh juta penduduk indonesia di bawah garis kemiskinan padahal Indonesia merupakan negara kaya yang memiliki kekayaan alam yang luar biasa dan sesungguhnya ini bukanlah takdir Allah melainkan kemalasan Bangsa ini untuk mengubah nasibnya sendiri. Permasalahan ketiga adalah perpecahan. Negara-negara Islam perlu bersatu karena dengan persatuan akan ditemukan berbagai kebermanfaatan bagi umat Islam.
Sebagai umat Islam, kita harus belajar mengenai ilmu kauniah dan ilmu Qulub. Keduanya harus disinergiskan agar pemuda Islam mampu bergerak maju. Setiap apa yang kita ketahui adaah apa yang harus kita bagikan kepada orang lain. penuhilah diri ini dengan berbagai ilmu, baik ilmu kauniah maupun ilmu kalbu. Kekufuran datang dari kebodohan. Oleh karena itu jauhkan diri ini dari segala kebodohan agar kita tidak menjadi pemuda Islam dan hamba Allah yang kufur. Kita membutuhkan kedua ilmu itu karena dunia adaah daratan dan air. Sehingga diperlukan treatment berbeda atas cara hidup yang berbeda.
Tidak hanya itu, kita juga membutuhkan buku dan pedang, yaitu ilmu dan berbagai strategi karena hidup kita di dunia ini butuh perjuangan. Satu hal yang harus kita ingat bahwa Allah lebih dekat dari urat nadi kita sendiri maka teruslah  berbuat banyak kebermanfataan karena mengharap ridho Allah. Islam akan berjayakah? Islam adalah agama ilmu. Islam adalah agaa yang fitrah. Ketika kita melaksanakan Islam dengan sebenar-benarnya maka banyak yang akan terkagum-kagum dengan agama ini. Oleh karena itu, marilah kita mulai untuk memperbaiki diri demi mengharapkan keridhoan Allah dalam menegakkan kembali kejayaan Islam.

Tidak ada komentar: