Sabtu, 15 September 2012

Kajian Studi Islam Tematik

Oleh Agung Waspodo, Sabtu 15 September 2012


Keep it difficult, but act  simple

Pembahasan kali ini adalah pengulangan dari pembahasan sebelumnya yang telah dilakukan oleh komunitas Lentera 20. Di sini pembahasan akan kembali diulang namun terdapat beberapa revisi terkait pembaharuan data yang telah ditemukan. Kenapa Turki jadi pokok pembahasan dalam kajian ini? Karena ia adalah sebuah entitas atas kekhalifahan yang berjaya paling lama, kurang lebih tujuh ratus tahun dan menguasai seperempat dunia. Ia merupakan bagian dari sejarah peradaban Islam dan turut  dalam perang dunia pertama dengan mendukung Jerman. Kajian ini di awali dengan sebuah seruan bahwa terjun ke dunia politik adalah keharusan, namun bukanlah pekerjaan.
Kini setelah Turki Ustmani runtuh, Turki modern menjadi negara sekuler. Ditandai dengan berbagai lambang, karena sesungguhnya sejarah dunia sarat dengan simbolisme. Kita dapat melihat  contohnya dalam lambang yang terdapat dalam mata uang dollar dll. Turki Ustmani berkuasa di Timur dan Barat, atau Asia dan Eropa. Istanbul menjadi ibukota setelah fathu konstantinopel pada tahun 1453 sesuai dengan hadist yang telah diriwayatkan Bukhari. Sebelum Sutan Mehmed mencoba untuk membebaskan konstantinopel, di era Umayyah, sudah dua kali mencoba untuk memfutuhkan kontanstinopel. Ekspedisi pertama, Abu Ayub Al Anshori, seorang kakek tua yang telah memakan asam garam dunia peperangan pada masa dahulu ikut dalam perjalanan tersebut untuk turut merealisasikan hadist tersebut. Ekspedisi kedua terjadi pada tanggal 29 Mei 1453 oleh Sultan Mehmed II attau Muhammad Al fatih.

Setelah masa Muhammad Al Fatih, terdapat era Sulaiman Al Qanuri (1520—1553) yang mengawali kajian tematik. Ia memiliki fokus pada timur, baru setelahnya fokus pada barat.  Kini Turki menjadi negara yang kuat karena berada pada posisi yang menjembatani dunia timur dan barat. Turki yang dikenal menjadi negara sekuler setelah pembaharuan oleh Mustafa Kamal, kini sedang berusaha mengembalikan negaranya dari cengkraman sekuler. Indonesia, seharusnya bisa menganalisis lebih dalam sejarah tersebut karena meski kesekuleran Turki kuat, simbol-simbol Islam masih berdiri tegak.  Beda halnya dengan Indonesia yang Islamnya sendiri terdiri atas berbagai sekte. Oleh karena itu konsolidasi menjadi hal yang penting demi persatuan Islam di Indonesia.
Ibukota umat Islam sebelum ada Turki adalah Bagdad,  Bagdad belum eksis ebelum masa Abbasiyah. Adapun cerita-cerita dongeng atau kisah 1001 malam belum eksis sebelum masa itu. Ketika itu ada bangsa yang amat suka berperang, yaitu bangsa Mongol. Setelah era Abbasiyah itulah kita terpecah dari Timur ke Barat, terkotak-kotak menjadi berbagai entitas sehingga kekuatan Mongol tidak bisa dihentikan dan membumihanguskan Bagdad. Pada masa itu umat Islam terlalu takut untuk menghadapi Mongol sehingga dibutuhkan usaha yang luar biasa untuk mengalahkan Mongol. Begitu banyak sejarah panjang yang harus kita lalui sebelum akhirnya membahas perjalanan Turki.
Sejarah Turki jika kita tarik mudur, ternyata masuk pada era ini, 1218 bangsa Mongol masih Jenghiskhan memfutuhkan Karikatai, sebuah sungai di bangsa Mongol Barat yang berbatasan langsung dengan Islam. Terdapat berbagai upaya untuk membumihanguskan kebudayaan Islam itu. Suku bangsa Ogus yang terdapat bangsa Turki Ustmani inilah yang melakukan berbagai perlawanan. Mongol yang saat itu hanya menetapkan pilihan berupa kematian, tidak menerima tawanan. Ogus ini dieksodus namun tidak dikejar oleh Jengish Khan.
Umat Islam berhasil mengalahkan Mongol di Kabul namun kabarnya tidak sampai ke orang lain. Jalaludin adalah satu-satunya orang yang lolos dalam pertempuran bersama Jengiskhan. Dari karakter bangsa inilah Turki Ustmani dilahirkan, memiliki semangat daya juang yang tinggi. Saat ini sesungguhnya Islam bukan berada pada mempersiapkan kemenangan yang besar, namun berusaha mempersiapkan kekalahan besar untuk mencapai kemenangan yang besar, karena sesungguhnya bangsa yang besar mengalami hal seperti itu misalnya bangsa Inggris, Jepang dll. Jadi bangsa yang besar itu harus mengalami kejatuhan besar dulu sebelum akhirnya mengalami kemenangan besar.
Tidak semua orang dalam istana Sulaiman Al Qanuri mendukung kepada Timur, efektif kemudian bala bantuan kepada negara-negara di Timur tidak berlanjut. Aceh salah satu yang dulunya mendapat bala bantuan berupa kapal, dan hanya itu bantuan yang kita terima. Sesungguhnya Indonesia amat jauh berada dari pusat kehidupan Islam pada masa itu. Kurang lebih 10.000 km dari pusat peradaban umat Islam pada masa itu. Turki Ustmani menjadi penting bagi hampir setiap ejarah dunia, karena ia melindungi banyak kota di berbagai belahan dunia.
Kita tidak boleh membatasi horison. Kalau seandainya bangsa Turki berpikir simpel, maka bangsa Turki tidak akan kemana-mana. Jika seandainya bangsa Turki menghindari berbagai problematika dan permasalahan lainnya maka kita tidak akan pernah mendapatkan perhatian dari Turki. Oleh karena itulah kita seharusnya berdiskusi mengenai Timur, karena  berbagai penaklukan barat telah begitu banyak yang membahas. Sesungguhnya berbagai sejarah kemenangan barat atas Islam akan banyak yang membahas. Berbeda dengan kemenangan Islam yang justru lebih banyak ditutup-tutupi ataupun dihapuskan. Sehingga kini, akan sangat penting jika kita mempelajari Arkeologi.

Tidak ada komentar: