Selasa, 04 Desember 2012

“Cracking Zone”

Ir. Hasnul Suhaimi (Direktur PT. XL Axiata)
Kamis, 15 November 2012/ 10.00—12.00

Leaders are people who knows the way, goes the way and shows the way

Semakin hari kita hidup semakin banyak perubahan, semakin ke depan masyarakat semakin maju. Pemimpin bukanlah orang yang diciptakan Allah langsung sebagai pemimpin, tetapi pemimpin adalah orang yang membangun dan memperkaya dirinya.  Dalam dunia bisnis selalu dipertentangkan antara kebutuhan masyarakat dengan kebutuhan perusahaan atau juga jika kita memiliki karyawan maka akan terjadi dikotomi bisnis berupa manajemen tugas dengan tugas seseorang. Jika kita bukan pemimpin yang baik maka biasanya kedua hal tersebut tidak akan tercapai secara bersamaan. Manusia selalu bertentangan dalam pencapaian. Ketika satu aspek terpenuhi biasanya ada aspek lain yang ternyata tidak terpenuhi. Oleh karena itulah manajemen karyawan yang kreatif serta memiliki etos kerja profesional tidak akan mengalami kesulitan dalam menghadapi dikotomi kepentingan kedua hal di atas.
Perusahaan selalu dimulai dengan visi, ketika kita bekerja kita selalu memulai dari A—Z. Anda sebagai pimpinan harus memulai sesuatu dengan visi. Visi dalam agama adalah ketika kita berpikir akan sesuatu yang kita  punya dan dapat dipertanggungjawabkan kepada llah. Bedanya degan visi kehidupan, visi ebuah perusahaan cenderung lebih pendek, hanya 3—5 tahun. Di XL kami memiliki visi yang tinggi, kalau ada skala visi 0—100 maka kami menginginkan visi kami di angka 125. Oleh karena itulah visi kami selama tiga tahun pertama menjadi perusahaan nomor dua di Indonesia. Mengapa harus menjadi nomor dua? Karena untuk mencapai nomor dua maka harus mencapai lebih dari 20% pangsa pasar agar tidak goyang dan mati. Belajar dari Unilever, jika kita memiliki kompetitor yang memiliki pangsa pasar di atas 50% maka tidak perlu dilawan, tetapi tumbangkanlah kompetitor lain yang pangsa pasarnya di bawah 5%. Dalam realisasinya, dengan kualitas nomor satu XL mampu menjadi perusahaan nomor dua dalam waktu tiga tahun. Inilah cita-cita dan keingingan, tercapai atau tidak semua tergantung dari upaya.
Cita-cita kadang tidak sesuai dengan kenyataan hidup. Saya masuk XL September 2006, tiga bulan disiapkan, bulan Januari—Juli 2007 pendapatan kita tida naik-naik. Hanya 13/14 miliar perhari dan sama sekali tidak mengalami kenaikan. Sulit sekali pada waktu itu menaikkan keuntungan. Padahal waktu itu pangsa pasar sedang mengalami kenaikan 25%. Saat itulah kami berpikir bahwa ada kesalahan yang telah kami lakukan. Kenapa? Karena kita terlalu mahal memberikan harga kepada pelanggan. Dengan melihat analisis pasar dan kebutuhan pelanggan dalam menelepon maka XL mengubah kebijakan dengan memberikan bantuan kepada pelanggannya  dan menurunkan harganya. Saat itu XL masih berusaha untuk melemparkan harga tersebut ke pada pasar. Tetapi ternyata tidak berpengaruh banyak. Akhirnya kami memberikan Cracking zone dengan harga Rp100,00 kepada pasar. Awalnya usulan ini hanya berupa gurauan bernada serius, tetapi nyatanya XL mampu membuatnya menjadi usulan terbaik dengan mencobanya. Setelah dihitung-hitung masih tidak memungkinkan, namun akhirnya setelah dibicarakan dengan berbagai pihak, masih banyak yang ragu meski akhirnya tetap dijalankan. Jika ini gagal maka kita harus banyak belajar. Jika ini berhasil maka ini adalah salah satu upaya kita untuk membantu masyarakat Indonesia. Hal yang paling susah dalam realisasi ini adalah periapan teknisnya selama empat bulan. Inilah saatnya realisasi visi dengan strategi.
Kenapa XL berani berbuat seperti itu? Karena di dunia ini yang paling gampang adalah perusahaan dengan menjual produknya dengan harga mahal karena apresiasi itu karena kualitas tinggi, atau ada pula yang menjual dengan harga rendah tetapi kualitas seadanya, serta ada pula yang di tengah-tengah diantara keduanya. Oleh karena itu untuk menguntungkan masyarakat dan perusahaan sekaligus maka lebih baik untuk mencari jalan tengah-tengah. Adapun etos kerja XL adalah ibadah, pelayanan masyarakat yang baik, kontribusi perusahaan, menghidupi keluarga, dan kepuasan pribadi.  Sedangkan budaya kerja XL adalah intregritas, teamwork, dan service excellece. Lalu bagaimana menjalankan tugas dan orangnya dengan sama-sama baik meskipun saling bertentangan? Caranya adalah setiap orang diajak menjalankan ide logisnya, sehingga karyawan diajak untuk sama-sama terjun ke pasar untuk menjual produk XL.
Cracking Zone-nya adalah win win solution, harga turun, kualitas jaringan memenuhi, karyawan kreatif dan kerja keras dalam mengatas kenaikan trafik 30 kali lipatnya. Selain itu perusahaan akan mendapatkan profit naik dengan margin 10%, menjadi operator nomor dua dalam waktu tiga tahun, melibatkan karyawan dari awal kerja serta menyiapkan skema insentif sesuai dengan kontribusi. Kita coba sesuatu yang tidak mungkin, kita jalankan dan akhirnya kita mendapatkan keuntungan yang memenuhi kedua aspek, baik masyarakat maupun perusahaannya. Tidak hanya murah, tetapi juga gratis, salah satu bentuk amal terhadap masyarakat.
Menariknya di belakang semua keberhasilan ini adalah adanya ethos, culture, change, result, leadership. Lalu bagaimana dengan leadership? Leaders are people who knows the ways, goes the way, shows the ways to contribute anytime, anywhere. Pemimpin itu sendiri adalah orang-orang yang memiliki influential, motivating, liberal diplomacy, inspiring, visionary, wall respected, fearless and courageous, dan wise. 

Tidak ada komentar: