Selasa, 04 Desember 2012

”Outliers: Amplifying the Wonders”

Gol A Gong (Penulis, Pendiri Rumah Dunia)
Jumat, 16 November 2012/ 08.15—10.00

Ketika kita sukses maka sejatinya kesuksesan itu bukanlah dari diri kita sendiri
                     
Semua kehidupan anak bermula dari rumah, ibu adalah perpustakaan pertama. Kebaikan itu sudah sepantasnya dilakukan secara berjamaah dan dibagi kepada semua orang tanpa  terkecuali.  Jangan sampai kita sedikitpun menyisakan ilmu untuk dibagikan kepada orang lain. marilah berbagi dengan sebanyak-banyaknya apa pun yang kita punya untuk orang lain. Mulailah dari hal kecil. Semua kehidupan Gol A Gong normal saja saat dilahirkan pada tahun 1965. Namun semua berubah saat Oktober 1974. Ia harus merelakan satu tangannya, ia kehilangan tangan kirinya karena terjatuh dari pohon. Dulu saat ia dirawat di RSCM, setelah makan siang ayahnya selalu membawanya ke Pasar Senen untuk memperkenalkannya pada komik dan novel. Ayahnya mengatakan “Ini buku, bacalah! Maka kamu akan lupa bahwa kamu cacat”.

Sejak itulah ia menjadi amat tergila-gila dengan buku. Ia menjadi terbuka karena buku dan ia berharap bisa membagi banyak hal dengan orang lain melalui buku. Berikut merupakan salah satu bait yang dituliskannya mengenai buku :
Buku itu hati, maka cintailah!
Buku itu peradaban, maka masuklah!
Buku itu wanita, maka nikahi!
Buku itu jiwa, maka dirikan perpustakaan!
Buku itu mahal, maka jangan merokok dan ngopi!
Buku itu misteri, maka jangan suka minjem tapi beli!
Buku itu cinta, maka nikahi penulis!
Buku itu lautan, maka jadilah nahkoda!
Buku itu sorga, maka masuklah!
Buku itu sampah, maka ada kompos di dalamnya!
Buku itu pelangi, maka cintailah hujan!
Buku itu masa lalu, maka hargai waktu!
Buku itu puisi, maka berbahagialah!
Buku itu prosa, maka bergembiralah!
Buku itu tuntunan, maka kenali nabi!
BUKU ITU SEGALA-GALANYA MAKA DIRIKANLAH TAMAN BACAAN MASYARAKAT
Marilah kita mulai dengan hal-hal yang kecil, tentukan tujuan kita terlebih dahulu sebelum memulai menulis.  Banyak orang baik yang malu melakukan kebaikan dan membaginya kepada orang lain. Berbagilah dan marilah mengajak lingkungan, untuk menbaca. Ini telah terlebih dulu diteladani oleh Gol A Gong. Ia bersama istrinya pada tahun 1998—2000 membuat Rumah Dunia di garasi dan teras rumahnya. Tahun 2001 ia membeli tanah seluas 1000 meter persegi untuk Rumah Dunia. Pembuatan Rumah Dunia ini tidak sekadar untuk menjalankan amanat UUD 1945, serta upaya untuk menunaikan zakat sebesar 2,5%, dan wujud rasa cinta kepada anak-anak.
Rumah Dunia diberi nama GEMPA LITERASI. Selama ini masyarakat memahami “gempa” adalah sesuatu yang “menghancurkan”, sedangkan “gempa” literasi adalah sesuatu yang diupayakan untuk menghancurkan kebodohan dan membangunkan sebuah peradaban baru. Kegiatan yang terdapat di dalam Gempa Literasi berupa orasi literasi, pertunjukan seni, aneka lomba literasi, wakaf buku, pelatihan, bazar buku, dan bedah atau peluncuran buku. Berbagai latar belakang sosial dan pendidikan anak-anak, diajak olehnya untuk bergabung dalam GEMPA LITERASI ini. Sudah begitu banyak anak-anak yang berprestasi yang dilahirkan oleh tempat ini. Semoga setelah ini banyak gerakan-gerakan lain yang juga mencoba untuk berbagi kepada yang lain. Lebih penting menjadi orang baik dari pada menjadi orang penting yang tidak baik.

Tidak ada komentar: